Presiden Prabowo Subianto secara tegas meminta judi online untuk diberantas di acara Rakornas Pemerintah Pusat dan Daerah 2024. Netizen menyebut saat judi legal masyarakat makmur.
Acara yang diadakan di Sentul, Bogor, Kamis, 7 November 2024, Prabowo menyampaikan gagasan tentang garis besar kebijakannya selama 5 tahun ke depan.
Salah satu gagasan Presiden RI ke-6 itu adalah pemberantasan judi online (judol). Hal itu disampaikan Wakil Mendagri Bima Arya.
"Ada, ada [gagasan untuk memberantas judol], beliau tegas sekali. Kata-kata beliau tegas sekali," ujar Bima kepada awak media.
Bima menambahkan kalau arahan Prabowo untuk memberantas judol secara tegas itu juga disampaikan kepada aparat penegak hukum.
Selain judol, Presiden RI juga meminta korupsi diberantas.
Untuk Bangun Sekolah
Saat kabar Prabowo secara tegas bakal memberantas judol itu muncul di media sosial (medsos), kebenyakan netizen mendukung langkah tersebut.
'Semoga amanah dan terwujud, pak' tulis seorang netizen.
'Ini baru idola saya. Sehat dan panjang umur, pak Prabowo,' tulis yang lain.
'Berantas juga game online, pak. Biar anak-anak fokus belajar,' yang lain menambahkan.
'Menyala abangku. Keren, Pak Prabowo,' tulis netizen lain.
Namun ada juga komentar bernada lain di medsos terkait niat Prabowo tentang judol itu
'Dulu saat gubernur Ali Sadikin melegalkan judi, malah bisa untuk membangun infrastruktur dan bangun sekolah yang memakmurkan masyarakat,' tulis netizen itu.
Sebenarnya tidak salah juga komentar tersebut. Faktanya, saat menjadi Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin melegalkan judi untuk menambah uang kas daerah dan membangun infrastruktur.
Alasan pria yang akrab disapa Bang Ali itu melegalkan judi adalah agar keuntungan bisnis judi yang besar tidak hanya didapat para mafia judi dan aparat korup. Selain itu, supaya bisnis itu bisa diawasi dan ditarik pajaknya.
Nyatanya langkah Bang Ali tersebut sukses dan menjadikan pendapatan ibu kota meningkat drastis. Dari pajak judi, Jakarta menjadi kota metropolitan dan bisa membangun Taman Impian Jaya Ancol, Monumen Nasional (Monas), Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Fair, dan Proyek Senen, serta prasarana masyarakar seperti sekolah dan rumah sakit.
Namun strategi Bang Ali menuai kecaman dari tokoh agama dan mafia judi sehingga dihentikan. Meski begitu, saat turun jabatan tahun 1977, dia meninggalkan anggaran daerah sangat besar, yakni Rp 116 Milyar. [Benhil]