Polemik Jokowi dan Strategi Tersembunyi di Pilkada: Gerakan dan Kontroversi

Jokowi bersama Luthfi - Yasin

Oleh: Saiful Huda Ems
Pengacara dan Analis Politik.

Meski tak lagi menjabat sebagai presiden, Jokowi seakan belum berhenti menuai kontroversi dengan gerak-geriknya dalam arena politik nasional. Setelah sebelumnya menuai protes besar-besaran dari mahasiswa dan akademisi terkait keterlibatannya mendukung pasangan Prabowo-Gibran, kini Jokowi kembali disorot dalam Pilkada di sejumlah daerah strategis seperti DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara.

Manuver Politik Jokowi di Pilkada Jakarta

Di Pilkada Jakarta, di mana putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden, keterlibatan Jokowi mencuri perhatian. 

Melalui peran Raffi Ahmad, yang diangkat sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, acara dialog terbuka bertajuk After Office digelar dengan mengundang Ridwan Kamil sebagai narasumber tunggal. 

Langkah ini dipandang banyak pihak sebagai kampanye terselubung yang didalangi Jokowi untuk mendukung Ridwan Kamil, pesaing Pramono Anung-Rano Karno.

Strategi di Jawa Tengah: Pertarungan Rambo vs. Sambo

Di Jawa Tengah, Jokowi juga dituding memanfaatkan berbagai instrumen negara, termasuk POLRI dan perangkat desa, untuk memenangkan Komjen Pol (Purn) Ahmad Luthfi. 

Meski awalnya bergerak sembunyi-sembunyi, Jokowi semakin terbuka ketika pasangan Andika Perkasa-Hendi mulai mengungguli Luthfi-Yasin dalam survei. Bahkan, Jokowi dikabarkan mendesak Presiden Prabowo untuk ikut mendukung Luthfi, menjadikan presiden tak ubahnya juru kampanye.


Kontestasi antara Luthfi dan Andika kerap disebut sebagai Pertarungan Rambo vs. Sambo, mencerminkan rivalitas antara kubu POLRI dan mantan perwira TNI. 

Mobil polisi yang hilir mudik di desa-desa untuk mengintimidasi perangkat desa demi kepentingan politik semakin menguatkan anggapan bahwa aparat dilibatkan dalam politik praktis, merusak marwah demokrasi yang seharusnya netral.

Manuver di Sumatera Utara: Dominasi Bobby Nasution

Di Sumatera Utara, strategi Jokowi semakin kentara. Menantunya, Bobby Nasution, didukung dengan masif melalui konsolidasi penjabat kepala daerah dan jaringan partai politik, termasuk kolaborasi dengan mafia tambang Blok Medan untuk meraih setidaknya 60% suara. 

Berdasarkan penelusuran diskusi Bocor Alus Politik TEMPO, masyarakat setempat diiming-imingi uang tunai dan bantuan sembako untuk memenangkan Bobby.

Jokowi bahkan terlibat langsung dalam upaya ini, meminta para kepala daerah dan institusi terkait untuk mengamankan kemenangan Bobby. 


Langkah ini menimbulkan kekhawatiran besar akan kelangsungan demokrasi yang adil, terutama bagi polisi yang bekerja keras dengan integritas tetapi harus melihat institusinya digunakan untuk ambisi politik segelintir pihak.

Refleksi Demokrasi yang Terancam

Ironisnya, tindakan Jokowi bertolak belakang dengan ucapannya sendiri tentang "puasa politik" pasca-presidensi. Realitasnya, manuver-manuver ini menunjukkan ambisi yang sulit ditekan. 

Tindakan ini membangkitkan kembali semangat gerakan pro-demokrasi untuk melawan para kandidat yang didukung oleh kepentingan oligarki dan figur-figur yang melanggar konstitusi. Di titik ini, perjuangan menegakkan demokrasi dan keadilan politik di Indonesia kian mendesak. Merdeka! [Benhil Online]

Previous Post Next Post

Contact Form