Pengepul susu sapi UD Pramono Boyolali terancam gulung tikar karena ditagih pajak Rp 671 juta. Ternyata ada cara jitu agar pengusaha tidak terbeban pajak yang berat.
Tagihan pajak itu mengakibatkan pemblokiran rekening bank miliknya. Usaha yang dimiliki oleh pria yang namanya sama dengan tempat usahanya itu telah menaungi 1.300 peternak sapi.
Karena keadaan yang menghimpit itu, Pramono (67) mengancam bakal menutup usaha yang telah digelutinya selama 19 tahun itu. Tentu saja pilihan itu juga bakal merugikan peternak dan karyawan.
Sejak menjadi pengusaha tahun 2015, sepengetahuan dia tentang pembayararan pajak adalah sebesar Rp 10 juta per tahun, dan itu sudah dilaksanakannya.
Nyatanya tagihan Rp 671 juta itu awalnya jauh lebih besar lagi.
"Saya dipanggil ke Solo, dikenakan Rp 2 miliar. Saya nggak tahu, pikiran saya cuma candaan saja. Dipanggil lagi, saya lupa (waktunya), dipanggil lagi, dikenakan pajak Rp 671 juta. Saya nggak sanggup. Disuruh nawar saya nggak sanggup, kan nggak masuk akal," ujar Pramono pada Rabu, 6 November 2024.
Lulusan SD
Setelah nominal tagihan turun, Pramono mendapat tagihan pajak tahun 2018 dari KPP Pratama sebesar Rp 671 juta.
Pria lulusan SD itu meminta tolong pegawai pajak untuk menghitungkan pajaknya. Namun setelah itu tidak ada kabar dari kantor pajak sehingga dia mengira kalau tagihan pajak itu sudah dipotong dari omzet-nya.
Tiba-tiba pada 2021 lalu dia mendapat surat tagihan dari kantor KPP Pratama Solo.
Menurut seorang staff pajak bernama Andien, sebenarnya tagihan pajak dari usaha Pramono tersebut mungkin tidak sebesar itu jika rajin melaporkan faktur penjualan dan penerimaan serta arus keluar masuk keuangan.
"Jika dari awal sudah melaporkan dan mencatat dengan terperinci dan membayarkan kewajiban ke kantor pajak mungkin tidak akan menjadi Rp 2 miliar yang kemudian turun jadi Rp 671 juta,' ujar perempuan yang pernah menangani pajak di perusahaan garmen itu.
Andien menyatakan wajib pajak perlu pro aktif untuk meneliti tagihannya.
"Kalau misalnya keberatan, bisa mengajukan banding," ungkapnya.
Sepuluh tahun ini, pajak menjadi momok yang menakutkan bagi para pengusaha. [Benhil]