Kabupaten Banggai Kepulauan, salah satu dari 13 kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah, memiliki keunikan tersendiri. Berbeda dengan wilayah lainnya yang berada di Pulau Sulawesi, kabupaten ini terpisah sebagai gugusan pulau bersama dengan Banggai Laut.
Terdiri dari 121 pulau besar dan sedang serta 337 pulau kecil, beberapa hanya berupa batu karang, Banggai Kepulauan merupakan wilayah kepulauan yang menawarkan kekayaan alam luar biasa.
Desa Luk Panenteng di Kecamatan Bulagi Utara, Pulau Peleng, adalah rumah bagi Danau Paisu Pok, sebuah permata tersembunyi yang memberikan sensasi keindahan seperti "cermin alam".
Untuk mencapai danau ini, wisatawan perlu menempuh perjalanan darat sekitar dua setengah jam dari Salakan, ibu kota kabupaten. Jika Anda memulai perjalanan dari Jakarta, rute terbaik adalah melalui penerbangan menuju Luwuk, ibu kota Kabupaten Banggai.
Dari sini, perjalanan dilanjutkan dengan kapal rakyat menuju Salakan, dengan tarif tiket antara Rp50.000 hingga Rp150.000 per orang, tergantung kelas yang dipilih. Setelah itu, perjalanan darat sejauh 89 km dari Salakan ke Danau Paisu Pok memberikan petualangan tersendiri.
Perjalanan menuju Danau Paisu Pok tak hanya soal destinasi, tetapi juga pengalaman menikmati pemandangan alam. Jalan yang dilalui mungkin sempit dan berkelok, namun setiap tikungan menyajikan lanskap hijau perbukitan, pepohonan nyiur yang berbaris, serta birunya laut Teluk Banggai yang memanjakan mata.
Disarankan memulai perjalanan sejak pagi dan menyewa kendaraan pribadi karena belum tersedianya transportasi umum.
Sebelum tiba di Danau Paisu Pok, Anda akan melewati objek wisata Paisu Batango, sebuah tempat unik dengan perpaduan air laut, air payau, dan air tawar yang jernih hingga dasar. Hanya 15 menit dari sini, Anda tiba di pintu masuk Danau Paisu Pok yang berada tepat di tepi jalan raya. Dari pintu masuk, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuruni beberapa anak tangga dan menyusuri perbukitan kecil.
Danau Paisu Pok yang luasnya sekitar 1,2 hektar menyimpan pesona tersendiri. Dikelilingi perbukitan hijau yang ditumbuhi pohon-pohon tinggi, air danau berwarna hijau toska memancarkan keindahan yang memikat.
Uniknya, air danau ini begitu jernih hingga pengunjung dapat melihat dasar danau yang dipenuhi batang pohon mati dan ikan-ikan yang berenang bebas. Dalam bahasa lokal suku Sea-sea, "Paisu Pok" berarti "danau dengan dasar permukaan berwarna hitam".
Saat cuaca cerah, permukaan danau berubah seperti cermin yang memantulkan perbukitan di sekitarnya, gazebo, dan perahu. Wisatawan dapat berenang, snorkeling, atau berperahu di sekitar danau sambil menikmati ketenangan alam.
Tiket masuk ke danau ini sangat terjangkau, hanya Rp10.000 per orang. Gazebo yang tersebar di pinggir danau disewakan seharga Rp30.000, begitu pula perahu dan alat snorkeling dengan harga sewa masing-masing Rp30.000 per unit.
Selain itu, pengelola desa juga menyediakan area untuk berkemah. Pengunjung yang ingin bermalam dikenakan tarif Rp35.000 per hari, namun perlu membawa perlengkapan camping sendiri. Meski berada di lokasi terpencil tanpa akses sinyal seluler, Danau Paisu Pok telah menarik minat wisatawan dari berbagai kota di Indonesia bahkan mancanegara.
Bagi yang berencana mengunjungi Danau Paisu Pok, disarankan datang berkelompok mengingat letaknya yang jauh dari pusat kota dan fasilitas umum. Jangan lupa untuk menjaga kebersihan area danau agar keindahan alaminya tetap terjaga.
Persiapkan juga pakaian ganti serta perbekalan yang cukup untuk melengkapi perjalanan wisata Anda. Selamat menikmati keindahan cermin alam di Danau Paisu Pok, tempat di mana Anda dapat melihat bayangan alam layaknya cermin sejati. [Benhil Online]