Manager Maxim Area Klaten atau Head of Division Maxim Dwi Septyantono harus menjalani proses hukum setelah melakukan tindakan yang menurutnya hanya iseng.
Tindakan iseng itu adalah diduga tersangka memesan order fiktif (dalam istilah ojol disebuk opik) kepada driver ojol (ojek online) Gojek. Perbuatan itu membuat beberapa driver mengalami kerugian materi.
Para driver itu berinisiatif untuk melaporkan kasus itu ke Polresta Solo dan tidak lama kemudian polisi berhasil meringkus Dwi Septyantono.
Wakasat Reskrim Polresta Solo AKP Sudarmiyanto menerangkan cara kerja Dwi.
"Tersangka melakukan aksi tersebut pada tanggal 18 Mei 2024, dalam sehari tersangka membuat 11 order fiktif. Dari 11 orderan ada 4 driver nyantol, sedang sisanya dicancel karena tidak mendapat driver," ujarnya.
Sudarmiyanto mengungkapkan order fiktif dari tersangka adalah tindakan manipulasi data elektronik sebagai upaya persaingan tidak sehat dan pelanggaran hukum yakni Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Ancaman hukumannya, menurut Wakasat Reskrim itu adalah pidana penjara hingga 12 tahun atau dikenakan denda maksimal sebesar Rp 12 miliar.
Selain menangkap Manager Maxim Area Klaten tersebut, tim Satreskrim, lebih lanjut Sudarmiyanto juga menerangkan kalau pihaknya telah menyita beberapa barang miliknya sebagai bukti, yakni print out order fiktif, sebuah telepon selular yang dipakai untuk melakukan order fiktif.
Iseng Bikin Susah dan Malah Dipidana
Dwi Septyantono sendiri mengaku sudah mengundurkan dari Maxim pada 1 Juni 2024. Sedangkan tindakan memesan order fiktif itu hanya iseng belaka.
"Meski ini sekedar iseng ternyata bisa dipidana. Hal ini yang membuat saya harus berurusan dengan hukum," ujarnya di Mapolresta Solo, Senin, 11 November 2024.
Tentu saja pengakuan Manajer Maxim itu membuat geram driver Gojek saat rekannya mengalami kerugian. Hal itu diungkapkan oleh Anto (35 tahun).
"Iseng-iseng tapi opik itu bikin susah. Sudah tergesa-gesa datang ternyata penumpang tidak ada. Itu kan bikin jengkel," ujar pria yang sudah menjadi ojol sejak tahun 2017 itu.
Pernyataan Anto itu tentu saja mewakili perasaan ojol lain saat mendapat opik. [Benhil]