7 Kemasan Makanan Tradisional Indonesia yang Unik dan Ramah Lingkungan

Besek

Dalam dunia ekonomi kreatif (Ekraf) Indonesia, subsektor desain produk memegang peranan penting, terutama dalam berkolaborasi dengan sektor kuliner. Salah satu bentuk kolaborasi ini adalah menciptakan kemasan makanan dan minuman yang lebih ramah lingkungan, sekaligus memperkenalkan desain kemasan yang terinspirasi dari tradisi lokal.

Sebelum kemasan modern berbahan plastik merajalela, masyarakat Indonesia sudah menggunakan beragam pembungkus makanan tradisional yang autentik dan ramah lingkungan. Materialnya berasal dari alam, yang tidak hanya ramah bagi lingkungan tetapi juga memperpanjang daya tahan makanan.

Berikut adalah beberapa kemasan makanan tradisional Indonesia yang tetap eksis dan digemari hingga saat ini:

1. Besek

Besek adalah kemasan tradisional dari anyaman bambu yang mirip dengan kotak makan berbahan karton. Namun, besek tampil lebih klasik dengan warna putih kekuningan. Struktur anyamannya yang berongga memungkinkan sirkulasi udara, sehingga makanan tetap segar lebih lama dan tidak cepat basi. Ini membuat besek unggul dalam menjaga kualitas makanan.

2. Daun Pisang

Daun pisang adalah pembungkus makanan yang sangat populer di Indonesia, dari era lampau hingga kini. Beragam hidangan seperti lontong, nasi bakar, lemper, dan arem-arem sering dibungkus dengan daun ini. Selain mudah ditemukan dan terjangkau, daun pisang memiliki sifat antibakteri dan aroma alami yang khas, yang mampu menambah cita rasa makanan.

3. Daun Jati

Tak kalah unik, daun jati juga kerap digunakan sebagai kemasan tradisional, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 


Namun, untuk kualitas terbaik, daun yang dipilih haruslah daun jati muda berwarna hijau segar. Aroma khas dari daun jati dapat memperkaya rasa makanan, menjadikannya lebih autentik.

4. Daun Talas

Meskipun jarang terdengar, daun talas juga sering digunakan sebagai pembungkus makanan tradisional di Sumatra. Tekstur daun talas yang tebal dan kokoh membuatnya ideal untuk membungkus makanan berat. Untuk hasil terbaik, biasanya digunakan daun talas tua dengan diameter sekitar 15-20 cm.

5. Kendil

Kendil adalah wadah tradisional dari tanah liat yang telah dibakar, sering digunakan sebagai kemasan makanan di berbagai daerah, terutama Yogyakarta. Wadah ini memberikan nuansa autentik sekaligus menjaga rasa makanan tetap nikmat. Kendil masih banyak dipakai, misalnya sebagai wadah oleh-oleh khas Yogyakarta, gudeg.

6. Pincuk

Pincuk adalah kemasan dari daun pisang yang dilipat membentuk kerucut atau segitiga menyerupai mangkuk. Di satu sisi, biasanya ditusuk dengan lidi untuk menjaga bentuknya. Pincuk umum digunakan untuk menyajikan pecel, nasi liwet, dan jenang tradisional. Meski sederhana, pincuk tetap populer dan sering dijumpai di berbagai acara kuliner tradisional.

7. Bongsang

Kemasan tradisional ini berupa keranjang kecil dari anyaman bambu yang biasa digunakan untuk menyimpan tahu Sumedang. Berbeda dengan besek, bongsang tidak memiliki tutup dan alas yang rapat, tetapi berbentuk seperti keranjang dengan rongga besar di sekelilingnya. 


Kini, bongsang juga digunakan untuk kemasan ubi cilembu dan buah-buahan, menghadirkan kesan natural dan klasik.

Dengan keberagaman kemasan tradisional ini, Indonesia tidak hanya memperkenalkan keunikan desainnya, tetapi juga menawarkan solusi ramah lingkungan yang bisa menjadi inspirasi di tengah maraknya produk berbahan plastik. [Benhil Online]
Previous Post Next Post

Contact Form