Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak semakin dekat, dan atmosfer politik di Kota Cirebon semakin hangat. Para calon wali kota berlomba-lomba menampilkan janji dan slogan terbaik, namun masyarakat Cirebon masih penuh tanya: mampukah mereka menghadapi tantangan besar yang telah menanti di depan mata?
Daddy Rohanady, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, menyoroti berbagai isu strategis yang wajib dijawab oleh para calon. Salah satu yang paling krusial adalah upaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Cirebon. Menurutnya, siapa pun yang akan duduk di kursi wali kota, wajib fokus pada tiga aspek fundamental: pendidikan, kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi.
"IPM itu pondasi. Tiga aspek utamanya—pendidikan, kesehatan, dan ekonomi—adalah cermin seberapa siap kota ini menghadapi masa depan," ujar Daddy dalam wawancaranya pada Sabtu (14/9/2024).
Pendidikan, yang merupakan jantung dari pembangunan manusia, tak boleh diabaikan oleh Cirebon yang memiliki posisi strategis di jalur pantura. "Cirebon punya potensi besar sebagai pusat pendidikan. Kalau ini diabaikan, maka akan sulit untuk kota ini bertumbuh," tegas Daddy.
Baca juga: Farhat Abbas Pimpin Partai Pandai: Era Baru Kedaulatan dan Demokrasi Sejati
Selain pendidikan, sektor kesehatan juga menjadi sorotan. Menurut Daddy, kesehatan masyarakat adalah modal utama untuk menciptakan kota yang kuat dan sejahtera. "Tanpa masyarakat yang sehat, pembangunan apa pun tidak akan berjalan dengan baik. Perhatian khusus di sektor ini harus jadi prioritas," imbuhnya.
Namun, tantangan terbesar mungkin datang dari sektor ekonomi. Meski Kota Cirebon mengalami pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,1% pada akhir 2023, angka ini masih di bawah rata-rata Jawa Barat yang sebesar 5,45%. "Ini sinyal penting. Wali kota mendatang harus mampu menyesuaikan kebijakan ekonomi kota dengan dinamika zaman," ujarnya.
Daddy juga mengungkapkan bahwa meskipun IPM Kota Cirebon mencapai angka 76,46 pada 2023—lebih tinggi dibandingkan rata-rata Jawa Barat yang hanya 73,74—tantangan sosial lainnya masih membayangi. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Cirebon masih berada di angka 7,66%, lebih tinggi dari rata-rata Jawa Barat yang tercatat 7,44%.
Baca juga:
"Meski TPT menurun dari angka 10,9% pada tahun sebelumnya, angka ini masih terlalu tinggi. Pengangguran yang tinggi akan memengaruhi stabilitas sosial dan keamanan kota," lanjut Daddy.
Baca juga: PCNU Cirebon Raya Plus Tegas Tolak Wacana Presidium MLB NU: Dianggap Tidak Berdasar dan Menyimpang
Persoalan lain yang tak kalah mendesak adalah tingkat kemiskinan. Dengan sejumlah tantangan yang mengemuka, Daddy berharap Pilkada mendatang mampu menghadirkan pemimpin yang visioner. "Kita butuh pemimpin yang tidak hanya sekadar janji, tetapi mampu membawa Cirebon ke arah yang lebih baik—berdaulat, maju, dan berkelanjutan," ujarnya.
Pilkada yang akan digelar pada 27 November menjadi momen penting bagi warga Cirebon untuk menentukan masa depan kotanya. Mampukah wali kota mendatang menjawab tantangan zaman, atau justru terjebak dalam janji-janji kosong? Waktu yang akan berbicara. [Benhil Online]