Carut marut masalah pertanian di Indonesia membuat netizen melontarkan ide kalau pertanian di Indonesia sebaiknya dinaturalisasi, sebagaimana hal serupa di sepak bola yang membuahkan hasil memuaskan masyarakat.
Pertanian di Indonesia sedang mengalami masa sulit di mana harga beras naik, tapi tidak mampu mengangkat pendapatan dan taraf hidup petani lokal.
Penyebab kenaikan tersebut disebabkan musim kemarau yang panjang dan berkurangnya lahan pertanian sehingga perlu mengambil langkah menambah impor bahan pokok tersebut.
Banyak yang mempertanyakan bagaimana Peran negara dan fakultas pertanian di Indonesia yang tidak tampak memberi kemajuan signifikan dalam bidang pangan masyarakat.
Bank Dunia melansir hasil Survei Pertanian Terintegrasi yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Hasilnya menunjukkan rata-rata pendapatan bersih petani kecil di negara ini hanya sekitar Rp 5 juta per tahun.
“Pendapatan rata-rata petani kecil kurang dari USD 1 per hari atau USD 341 per tahun. Petani mendapat keuntungan rendah daripada pertanian padi,” kata World Bank Country Director for Indonesia and Timor-Leste Carolyn Turk pada acara Indonesia International Rice Conference (IRRC) di Nusa Dua, Bali, pada Kamis, 19 September 2024.
Kondisi miris kehidupan petani di tanah agraris tersebut membuat netizen melontarkan ide kalau sebaiknya solusi dari masalah pertanian ini adalah dilakukan naturalisasi.
Naturalisasi pertanian maksudnya baik pelaksana, pemegang keputusan, dan penanggung jawab pertanian di Tanah Air dilaksanakan oleh para ahli dari luar negeri.
'Sebaiknya solusi masalah pertanian menggunakan cara naturalisasi seperti sepak bola,' tulis netizen itu.
Ide itu sebenarnya hanya bercanda sebagai bentuk rasa frustasi melihat kondisi pertanian nasional yang tidak pernah beranjak maju, dan bahkan maskin terpuruk sejak era reformasi.
Sebagaimana diketahui, program naturalisasi yang dilakukan Ketua PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) Erick Thohir kepada timnas Indonesia memberikan hasil yang menggembirakan. Sejauh ini timnas kebanggan masyarakat Indonesia itu tetap melaju pada kualifikasi Piala Dunia 2026 untuk zona Asia dan posisinya naik menjadi urutan 129 peringkat FIFA (Federation Internationale de Football Association).
Naturalisasi pada timnas sepak bola adalah dengan merekrut pemain asing yang masih keturunan orang Indonesia.
Anak Muda Tidak Bisa Pegang Pacul
Di media sosial (medsos) juga diunggah tentang anak muda yang tidal berminat menjadi petani. Kondisi itu semakin memperburuk pertanian nasional karena tidak ada regenerasi.
Padahal kebutuhan pangan Nusantara semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Hal itu memancing netizen untuk berkomentar tentang anomali sikap mereka.
'Anak muda nggak mau pegang pacul. Nggak mencari cara pertanian modern, tapi setiap hari meributkan tentang kebijakan import beras,' tulisnya.
Tampaknya pertanian masih akan menjadi PR besar bagi bangsa ini. [Benhil]