Penolakan Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia dari Pahlawan Kesiangan

Pemain Naturalisasi

Jagat media sosial (medsos) sedang ramai membahas penolakan pemain naturalisasi yang direkrut timnas Indonesia. Kenapa baru saat ini suara sumbang itu muncul saat prestasi persepakbolaan nasional sedang berada di puncak?

Saat awal tahun perekrutan timnas Indonesia yang menggunakan pemain naturalisasi belum ada suara penolakan. Ketika itu hampir semua pihak skeptis dengan prestasi tim asuhan Shin Tae-yong tersebut.

Namun suara-suara ketidakpuasan kebijakan PSSI merekrut pemain asing (yang masih berdarah Indonesia) itu mulai muncul pada saat pemain Indonesia berhasil menahan imbang 1-1 saat lawan timnas Arab Saudi. Kedua tim itu bertemu hari Jumat, 6 September 2026 pada babak pertama laga Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia (pildun) 2026.

Mampu mengimbangi tim dari negara yang sudah 7 kali mengikuti piala dunia adalah prestasi yang luar biasa dari timnas. Kesebelasan Indonesia baru ikut pildun 1 kali, yakni tahun 1938 saat negara ini masih di bawah pemerintah kolonial Belanda.

Setelah laga itu muncul postingan di media sosial yang menyebutkan Timnas Arab Saudi sepertinya tidak sedang menghadapi timnas Indonesia, tapi tim dari Eropa. Namun postingan itu hanya dianggap angin lalu karena masih banyak yang menganggap kalau hasil imbang itu hanya kebetulan belaka.

Timnas Indonesia

Situasi berubah saat timnas Indonesia mampu mengimbangi tim raksasa yang juga berlaga di zona Asia, yaitu Australia, pada Selasa, 9 September 2024. Hingga peluit tanda pertandingan berakhir, timnas berhasil menahan pemain negara tetangga itu untuk tidak memasukan gol ke gawang Indonesia.

Hasil tersebut tentu disambut dengan sangat gembira oleh seluruh masyarakat Indonesia, baik penggemar bola atau yang tidak. Harapan mereka agar Indonesia bisa bertanding di ajang pildun bakal mendekati kenyataan.

Namun di sisi lain, wacana penolakan terhadap pemain naturalisasi di timnas Indonesia kembali muncul. Alasan penolakan tersebut bermacam-macam. 

Dari beberapa postingan yang membahas tentang hal itu terdapat 2 akun medsos yang paling mendapat perhatian dari netizen.

Yang pertama dari pengusaha dan mantan Duta Besar yang bertugas di Polandia Peter F. Gontha yang menolak ide pemain timnas naturalisasi dengan alasan malu karena 9 dari 11 pemain inti-nya bukan dari Indonesia. 

yang kedua adalah akun bernama Nyoto Raharjo yang menulis panjang yang intinya Indonesia mabuk pengakuan palsu karena menginginkan kemenangan dengan pemain dari negara lain.

Aturan FIFA 

Atas kontroversi penolakan pemain asing dari (sangat sedikit) pihak itu langsung mendapat ramai tanggapan dari netizen Tanah Air. Sebagian besar tidak sependapat dengan penolakan itu dan hanya sebagian kecil yang setuju.

Seorang netizen penggemar bola bernama Bala Bushka mempertanyakan, kenapa baru sekarang menolak pemain naturalisasi justru saat prestasi sepak bola Nusantara sedang berada di puncak. Kemana mereka yang seperti pahlawan kesiangan itu kemarin saat timnas berjuang di laga pendahuluan?

Permainan timnas Indonesia saat ini dianggap banyak pihak sebagai yang terbaik di Asia Tenggara dan posisinya langsung melesat berada di peringkat ke-129 FIFA (Fédération Internationale de Football Association).

Netizen lain menerangkan kalau pemain naturalisasi yang direkrut timnas sudah sesuai dengan peraturan FIFA karena membela negara leluhurnya (batasnya sampai kakek atau nenek yang berwarga negara Indonesia). 

Alasan lain FIFA menyetujui pemain naturalisasi adalah karena rendahnya ratio antara penggemar bola dan pemain bola di beberapa negara dengan penduduk padat, seperti Indonesia, India, Pakistan, dan China. Di negara itu pemain bola terlalu sedikit tapi penggemarnya terlalu banyak. Kondisi itu yang menyebabkan FIFA memberi lampu hijau pada Erick Thohir untuk meminta pemain asing untuk memperkuat timnas dari negara kakek atau neneknya.

Namun ada juga yang setuju dengan penolakan pemain naturalisasi itu dengan membawanya ke isu politik.

'Pengelolaan timnas yang amburadul mirip pengelolaan negara kita,' tulisnya.

Meskipun begitu, isu penolakan pemain asing di timnas Indonesia itu bukan menjadi pokok bahasan di dunia nyata. Kebanyakan masyarakat tetap antusias mendukung laga tim kesayangan mereka itu. [Benhil]


 

Surga Tropis

Tropics Paradise is a collection of writings and papers presented at, from, and to the tropics. Actually, the tropics is a place that comfortable, warm, and affluent. But the situation goes undermined by the real interests that not coming from the tropics itself, such as politics, ideology, lifestyle, and others. So for that matters, Tropical Paradise wants to restore a beautiful sense of the area.

Previous Post Next Post

Contact Form