Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cirebon Raya Plus secara terbuka menyatakan sikap tegas mereka menolak wacana Muktamar Luar Biasa (MLB) yang mencuat belakangan ini. Dalam sebuah konferensi pers yang berlangsung di sebuah hotel di Kabupaten Cirebon, suara penolakan ini bergema dengan kuat.
Hadir dalam acara tersebut, Ketua PWNU Jawa Barat, KH Juhadi Muhammad, serta perwakilan dari PCNU Kabupaten Ciamis, yang turut memperkuat penegasan bahwa MLB yang digagas presidium ini tidak memiliki dasar yang kuat.
Ketua PCNU Kabupaten Cirebon, KH Aziz Hakim Syaerozie, dengan lantang menyebut bahwa gerakan yang dipelopori oleh Presidium MLB NU sama sekali tidak mendapat restu dari para kiai dan ulama-ulama besar di Cirebon.
Pondok pesantren ternama seperti Babakan, Kempek, Arjawinangun, hingga Buntet, dengan tegas menyatakan tidak tahu-menahu soal konsolidasi yang dilakukan kelompok ini.
"Tak ada satu pun pondok pesantren besar di Cirebon yang mendukung atau bahkan mengetahui wacana ini. Ini gerakan yang tidak didukung oleh para sesepuh dan tokoh NU," ujar KH Aziz Hakim Syaerozie dengan penuh keyakinan saat berbicara kepada awak media di ruang pertemuan PCNU Kabupaten Cirebon, Rabu (11/9).
KH Aziz juga menjelaskan bahwa meskipun MLB termuat dalam AD/ART NU, pelaksanaannya sangat jarang terjadi. Bahkan, satu-satunya MLB yang pernah dilakukan hanya terjadi pada era KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang saat itu dipengaruhi oleh faktor eksternal.
"MLB itu dilakukan hanya dalam keadaan darurat yang benar-benar mendesak, jika tidak, tindakan itu dianggap tabu dan bahkan bisa berbahaya," lanjutnya dengan nada serius.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa dugaan pelanggaran AD/ART yang menjadi alasan Presidium MLB NU tidak cukup kuat untuk memicu Muktamar Luar Biasa. Menurutnya, perbedaan pandangan yang muncul hanyalah perbedaan ijtihadi, yang merupakan usaha perbaikan internal dan bukan hal yang fundamental.
"Ini bukan sesuatu yang bisa dijadikan alasan kuat untuk mengadakan MLB. Segala gerakan di tubuh NU harus didasari oleh niat untuk memperbaiki, bukan membuat kericuhan," jelasnya.
KH Aziz juga mengajak para kiai muda yang terlibat dalam wacana ini untuk segera menghentikan gagasan yang menurutnya tidak sesuai dengan nilai-nilai akhlak. Ia khawatir jika wacana ini terus bergulir, akan menjadi contoh buruk bagi generasi muda NU.
"Kami mengimbau seluruh Nahdliyyin untuk tetap tenang, menggunakan akal sehat, dan menjaga kesakralan organisasi NU. Jangan sampai ada pihak yang terjebak dalam kepentingan kelompok tertentu," tambah KH Aziz dengan nada penuh peringatan.
Ia juga mengingatkan bahwa wacana MLB ini hanya akan mengganggu kinerja NU dalam melayani umat, khususnya dalam menjaga persatuan di kalangan Nahdliyyin.
"Jika ada yang merasa tidak puas dengan PBNU, sampaikan lewat forum Muktamar resmi yang sudah ada. Lakukan dengan cara yang berakhlak dan penuh etika," pungkasnya.
Sementara itu, KH Juhadi Muhammad, Ketua PWNU Jawa Barat, juga menegaskan bahwa seluruh jajaran pengurus NU di tingkat kota/kabupaten di Jawa Barat sepakat untuk menolak gerakan Presidium MLB NU.
“Seluruh PCNU di Jawa Barat menolak keras wacana MLB NU ini,” tandas Kiai Juhadi dalam pernyataan singkatnya. [Benhil Online]