Pusat Data Nasional (PDN) diretas oleh Ransomware sejak 20 Juni 2024. Netizen mulai kritis berkomentar kalau peretasan tersebut karena pihak terkait mengunduh (download) aplikasi bajakan atau video porno atau bok*p.
Kemenkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) dan BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) selaku pengelola PDN mengakui telah diretas oleh malware yang menyerang sistem data yang bernama data Ransomware LockBit 3.0.
Saat ini PDN mengelola 73 data kementerian lembaga serta ratusan data milik pemerintah daerah.
Kasus peretasan itu menunjukan kalau Kominfo dan BSSN yang bertanggung jawab atas PDN telah gagal menjaga objek vital dan strategis itu.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Budi Setiadi menyatakan bahwa pelaku peretas adalah non-state actor.
“Ciri-ciri yang kami identifikasi dalam serangan ransomware ini mengarah pada non-state actor,” kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum kelompok relawan Projo (Pro Jokowi) itu pada Selasa, 26 Juni 2024.
Jadi kasus peretasan ini, menurut Budi Arie, bukan serangan negara terhadap negara.
Pelaku peretas sendiri minta tebusan kepada Pemerintah RI sebesar 8 juta dolar AS (sekitar Rp 131 miliar), dan permintaan itu ditolak Pemerintah RI.
Kabar terbaru dari kasus ini menyatakan kalau pelaku telah meminta maaf dan akan memberikan kunci Ransomware pada hari ini, 3 Juli 2024.
Pinjam Tangan Hacker
Berita peretasan PDN itu masih ramai di media sosial (medsos). Saat awal kasus itu muncul, netizen menertawakan kekonyolan kerja pihak yang bertanggung jawab dengan PDN.
'Rakyat cuma dianggap penting saat di bilik suara. Datanya tidak penting,' tulis seorang netizen.
'Akibat kasih jabatan vital karena balas jasa,' tulis yang lain.
Bahkan presenter Darius Sinathrya menyindir dengan telak.
'Hapus data nasional, pinjam tangan hacker,' tulisnya di medsos.
Namun saat ini netizen mulai kritis dengan kinerja mereka yang bertugas menjaga PDN. Hal itu disebabkan netizen yang paham masalah peretasan tahu kalau Ransomware tidak akan meretas dengan mudah kalau tidak ada penyebabnya.
Asumsi netizen, peretasan itu terjadi karena perangkat yang seharusnya dipakai untuk melindungi PDN malah dipakai untuk hal tidak pantas.
'Komputer diretas Ransomware karena dipakai untuk download aplikasi bajakan atau bok*p,' tulis seorang netizen.
Selain itu juga muncul beberapa video drama tentang komputer yang mengalami masalah karena habis dipakai untuk mengunggah aplikasi yang tidak jelas dan mencurigakan yang bisa jadi video porno. [Benhil]