Kapolda Jateng (Jawa Tengah) Komjen (Komisaris Jenderal) Ahmad Luthfi dimutasi ke Kementerian Perdagangan (Kemendag). Padahal dia digadang-gadang sebagai calon kuat Gubernur Jateng.
Mutasi tersebut menimbulkan spekulasi, apakah Ahmad Luthfi dibuang atau didukung Presiden Jokowi (Joko Widodo) dan kampanye dia yang mungkin bisa meredup.
Pengamat politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menduga Ahmad Luthfi dimutasi agar bisa punya waktu untuk mempersiapkan diri di Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) Jateng 2024.
Jamiluddin menyatakan anggapan yang beredar di masyarakat kalau Luthfi "dibuang" adalah tidak beralasan. Kapolda yang menjabat sejak 2020 itu akan mendapat kenaikan pangkat dari jenderal bintang 2 jadi bintang 3.
"Luthfi bukan dibuang, tapi agar punya waktu siapkan Pilkada Jateng. Mutasi itu terkesan ingin membuang Luthfi dari Jawa Tengah tampaknya kurang beralasan," kata Jamiluddin kepada awak media pada Senin, 29 Juli 2024.
Dia juga menyatakan, mutasi Luthfi ke Kemendag bukan untuk memuluskan anak Jokowi, Kaesang Pangarep untuk maju ke Pilkada di Jateng. Gerindra, Golkar, dan PAN telah memberi lampu hijau untuk mengusung Luthfi sebagai cagub (calon gubernur) Jateng.
Usaha Pakde
Saat kabar mutasi Luthfi itu muncul di media sosial, banyak netizen yang berspekulasi liar tentang intrik politik.
'Usaha pakde agar memuluskan anaknya jadi gubernur Jateng,' tulis seorang netizen.
'Sudah keluar uang untuk kampanye, malah dipindah,' tulis yang lain.
Banyak anggota masyarakat yang berasumsi kalau kampanye Ahmad Luthfi yang sebelumnya sangat gencar bisa langsung meredup kalau dia sudah tidak menjabat sebagai Kapolda Jateng.
Hal itu cukup beralasan, karena jabatan barunya di Kemendag akan mengharuskannya berada di Jakarta. Sedangkan calon pemilihnya berada di Jateng.
"Jadi Kapolda Jateng bisa memantau sarana kampanye dia. Kalau di Jakarta pasti sulit," ujar Teguh (49 tahun) warga Semarang.
Teguh menambahkan, bisa jadi kampanye Ahmad Luthfi bakal meredup kalau dia berada di Jakarta. [Benhil]