Oleh: Saiful Huda Ems
Penulis merupakan Mantan Ketua Umum HARIMAU Jokowi, dan di Pilpres 2024 menjadi Ketua Umum HARIMAU Ganjar (HAJAR).
Alasan mengapa saya menyebut pemerintahan ini sebagai Rezim Kebohongan adalah karena seringnya mereka tidak konsisten dalam berucap, lebih mementingkan kepentingan pribadi dan keluarga daripada kemajuan bangsa.
Hal ini mengingatkan saya pada ucapan alm. Prof. Djawad Dahlan, rektor yang sangat bijaksana dan taat beribadah. Beliau pernah membedakan tiga jenis generasi dalam masyarakat.
Menurut Prof. Djawad, ada tiga jenis generasi. Pertama adalah Generasi Menara, yang tinggi menjulang dan tidak peduli dengan keadaan di bawahnya.
Baca juga: KONI Kabupaten Cirebon dan BPJS Ketenagakerjaan Bersinergi untuk Perlindungan Kesehatan Atlet
Generasi ini mudah jatuh. Kedua adalah Generasi Bunga, yang harum namun cepat layu dan dibuang. Terakhir adalah Generasi Kuat, yang penuh semangat dan terus berjuang, serta akan selalu dikenang oleh masyarakatnya.
Suatu ketika, Prof. Djawad bertanya kepada saya, "Anda ingin menjadi generasi yang mana?" Tanpa ragu, saya menjawab, "Yang ketiga, Pak." Beliau pun tersenyum dan berkata, "Alhamdulillah." Sekarang, jika beliau masih ada dan bertanya kepada saya, "Jokowi itu termasuk generasi yang mana?"
Saya mungkin akan mengatakan bahwa Jokowi adalah Generasi Bunga, yang pada awalnya harum namun kemudian menunjukkan kebohongannya.
Contoh konkretnya adalah klaim penghargaan swasembada beras dari International Rice Research Institute (IRRI).
Ternyata, penghargaan tersebut bukan dari IRRI, melainkan inisiatif Menteri Pertanian sendiri. Faktanya, Indonesia masih mengimpor beras ratusan ribu ton dari luar negeri.
Bagaimana mungkin ini disebut swasembada beras? [Benhil Online]