Pada Minggu, 2 Juni 2024, Komunitas Celah-celah Langit (CCL) merayakan hari jadi mereka yang ke-39. Didirikan oleh Iman Soleh, komunitas ini tetap teguh menggunakan teater sebagai media aspirasi dan ekspresi seni.
Berawal dari aktivitas sejak 1985 saat Iman masih kuliah, komunitas ini akhirnya resmi berdiri pada 22 Mei 1998.
Menjaga Tradisi dan Kreativitas
Salah satu karya ikonik mereka, "Ode Air," dipentaskan antara 2001-2005 di berbagai kota di Indonesia. Selain itu, komunitas ini juga telah berkolaborasi dengan kelompok teater dari Afrika Selatan, Zimbabwe, Prancis, Australia, dan Belanda, dengan pertunjukan yang berakhir di Islamabad dan Lahore, Pakistan.
"Saya akhirnya menyadari pentingnya seni dan pendidikan kontekstual, baik di masa kini maupun di masa depan," ujar Iman Soleh.
Collaborative Text, Tradisi yang Terjaga
Proses kreatif CCL melibatkan banyak orang dalam penulisan naskah. "Ode Air" misalnya, ditulis bersama-sama oleh lebih dari 30 orang. Menurut Iman, mereka hampir selalu menggunakan metode "collaborative text," di mana tradisi lisan berubah menjadi tulisan dan kembali lagi menjadi lisan.
“Tradisi lisan pada orang-orang modern ini buruk sekali. Seperti sulit menyampaikan tentang ilmu yang mereka miliki. Maka dari itu, hal ini menjadi latar belakang kenapa kami garap naskah secara bersama-sama. Semudah mengobrol lalu dicatat, hanya saja kami tentukan apa yang ingin dibicarakan lalu kita tampilkan," ungkapnya.
Inspirasi dari W.S. Rendra
Motivasi Iman untuk menyampaikan kritik lewat seni teater dipengaruhi oleh puisi W.S. Rendra, "Sajak Sebatang Lisong". “Tulis yang ada di dekatmu, maka itulah yang membawamu ke tempat-tempat jauh.
Sesuai dengan kontekstual yang saya sampaikan tadi, kita tulis tentang keresahan kita yang paling dekat, itu yang membawa kita ke tempat yang jauh selama adanya seni dan pendidikan kontekstual tadi,” jelas Iman.
Membangun Ruang Ekspresi untuk Generasi Muda
Sebagai dosen Teater di Institut Seni Budaya Indonesia, Iman merasakan kehilangannya terhadap gelanggang remaja yang dulu ada di Bandung. Ia mendirikan CCL untuk menyediakan tempat bagi anak muda mengekspresikan diri, karena kurangnya taman kebudayaan.
"Teater dianggap sebagai kesenian yang primitif oleh beliau karena hanya menggunakan orang. Dari teater mungkin kita tidak bisa hidup atau menghidupi, tapi kita di sini mungkin bisa membuka cara orang untuk mau hidup," tambah Iman.
Jadwal Kegiatan dan Pentas Terdekat
CCL mengadakan kegiatan di Gang Bapak Eni No. 8/169A, belakang Terminal Ledeng Bandung, setiap Sabtu pagi.
Mereka melakukan olah rasa dan mempersiapkan pentas. Pentas terdekat mereka akan digelar pada 13 Juni 2024 di LPSK Bandung. [Benhil Online]