Oleh: Ketua PSTI, Ignasius Indro
Timnas Indonesia memang berhasil mengalahkan Filipina 2-0 dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 namun jika dilihat dari permainan, Timnas Indonesia semalam tidak menunjukan permainan terbaiknya.
Para pemain bermain begitu individualis dan egois dan kurang bermain layaknya sebuah tim.
Beruntung lawan yang dihadapi adalah Filipina yang kualitas pemainnya memang berada dibawah para pemain kita.
Para pemain terutama di babak pertama, berusaha menunjukan aksi-aksi individual seperti tendangan dari luar kotak penalti lawan tanpa memperhatikan posisi kawan yang mungkin berdiri lebih bebas. Kalau kita bermain secara tim,mungkin kita bisa mencetak lebih banyak gol.
Hal itu harus menjadi perhatian bagi STY di fase selanjutnya, karena tentu kita akan menghadapi lawan yang lebih kuat dibanding Filipina. Timnas kita harus bisa bermain sebagai tim dan memperbaiki penyelesaian akhir.
Dengan lolosnya Timnas Indonesia ke fase selanjutnya memang ini menciptakan sejarah baru, namun kita jangan larut dalam euphoria, karena PR kita memperbaiki sepak bola Indonesia masih sangat besar, mulai dari perbaikan liga, pengadaan kompetisi berjenjang tingkat usia untuk menciptakan bibit muda kita, hingga petbaikan kualitas suporter lewat edukasi suporter hingga akar rumput.
Kita belum melihat blue print sepak bola yang baik dan berkesinambungan yang dibuat oleh PSSI baik jangka pendek, menengah ataupun panjang, sehingga perbaikan ini bisa dilakukan secara sistemik tidak tergantung pada 1-2 orang saja, seperti yang terjadi saat ini yang sangat tergantung dari figur STY. [Benhil Online]