Proyek rumah subsidi Villa Kencana di Cikarang, Jawa Barat, terancam gagal. Kondisi tersebut bisa menjadi pelajaran bagi wacana iuran Tapera (tabungan pembangunan rakyat).
Perumahan Villa Kencana yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2017 itu tampak sepi karena sebagian ditinggalkan penghuninya atau tidak dihuni sama sekali.
Unit rumah yang terbengkalai dan banyak ditumbuhi rumput liar berada di blok J2 dan J3.
Kondisi tembok rumah-rumah di sana juga sudah banyak yang retak dan kayu kusennya banyak yang sudah lapuk serta dimakan rayap. Beberapa rumah berstempel BTN (Bank Tabungan Negara) yang artinya pemilik rumah sudah tidak membayar KPR (kredit pemilikan rumah) selama lebih dari 3 bulan.
Padahal letak perumahan subsidi di Cikarang tersebut tidak terlalu jauh dengan akses transportasi umum, yakni setengah jam dari stasiun KRL Cikarang dan 45 menit ke pintu tol Cibitung.
Rencana semula Villa Kencana Cikarang akan dikembangkan dengan luas 105 hektare, namun baru beberapa tahun sudah gagal menjadi hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang menjadi target pasarnya.
Kondisi rumah subsidi yang tidak berpenghuni itu tentu ironis dengan data ketimpangan pemilikan rumah (backlog) yang berada di level 9,9 juta.
Kerja di Mana, Rumah di Mana
Kegagalan Villa Kencana tidak lepas dari kondisi pembelinya yang sebagian besar bukan orang Cikarang. Hal itu disampaikan oleh Kristian (33 tahun) yang tidak bisa tinggal di rumah yang dia beli itu.
"Habis diresmikan Pak Jokowi, saya ambil rumah subsidi di Cikarang itu. Pikir saya untuk tabungan properti yang harganya selalu naik," ucap pria yang berprofesi sebagai ojol (ojek online) itu.
Kristian menyatakan alasan dia tidak bisa tinggal di rumahnya adalah masalah jarak.
"Setiap hari saya kerja di Jakarta. Kejauhan kalau keluarga tinggal di Cikarang. Kerja di mana, rumah di mana. Daripada capek pulang pergi, kita pilih nge-kos di daerah Pangkalan Jati, Jakarta Timur," ujarnya.
Sebagian pemilik rumah kosong di Villa Kencana, menurut Kristian, kondisinya sama seperti dirinya.
Pinggiran Kota
Kegagalan rumah subsidi Villa Kencana di Cikarang bisa menjadi pelajaran pemerintah terhadap wacana iuran Tapera.
Program yang merupakan ide dari PDIP (PDI Perjuangan) dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera) pada 2016 itu rencananya akan memotong gaji karyawan sebesar 3 persen. Tentu saja dengan iuran tersebut hanya bisa dibeli properti di pinggiran kota besar.
Kalau di Jakarta, program rumah Tapera dengan harga ringan hanya bisa dijalankan di kota-kota pinggiran, seperti Cikarang, Tangerang, Karawang, dan Bogor Selatan.
Jika saat ini rumah subsidi di Cikarang saja prospek-nya sudah tidak bagus, maka program serupa juga belum tentu lebih baik. [Benhil]