Melintas di Jalan Tamblong Kota Bandung, kalian mungkin akan terkejut oleh kehadiran sebuah bangunan dengan gaya arsitektur yang mencolok.
Meskipun awalnya dapat disalahartikan sebagai kelenteng, bangunan tersebut ternyata adalah Masjid Lautze 2, sebuah perpaduan unik antara arsitektur Tionghoa dan kehidupan Muslim yang berkembang di tengah-tengah kota.
"Awalnya, masjid ini sekitar 27 tahun yang lalu dan luasnya hanya sekitar 6x9 meter. Namun sambil berjalan, kami telah melakukan pelebaran. Sehingga untuk saat ini saja, kami bisa menampung hingga 800 jemaah saat salat Jumat," ujar Ketua DKM Masjid Lautze 2 Bandung, Rahmat Nugraha.
Masjid Lautze 2 ini telah menjadi pusat perhatian bukan hanya karena arsitekturnya yang unik, tetapi juga karena peranannya dalam menyatukan berbagai latar belakang masyarakat.
Dibangun pada tahun 1997, masjid ini awalnya memiliki luas yang terbatas, tetapi berkembang pesat menjadi tempat ibadah yang mampu menampung hingga 800 jemaah pada salat Jumat.
Perjalanan dari Pecinan hingga Kota Bandung
Masjid Lautze 2 bukanlah masjid biasa. Merupakan cabang dari Masjid Lautze 1 di Pecinan Jakarta, masjid ini dibangun dengan tujuan untuk memberikan tempat bagi mereka yang hendak menjadi mualaf.
Sejak didirikan, telah ada 258 mualaf yang bergabung menjadi jemaah di Masjid Lautze 2, mencerminkan keragaman latar belakang masyarakat yang memperkaya komunitas Muslim di Bandung.
Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Lautze 2 juga menjadi pusat kegiatan rohani yang beragam, mulai dari salat berjamaah hingga pengajian untuk anak-anak dan mualaf.
Di bulan Ramadan, masjid ini menjadi pusat distribusi takjil dan iftar gratis bagi umat Muslim di sekitar kawasan masjid, menunjukkan semangat sosial dan inklusif yang dibangun oleh komunitas masjid.
Bagi mereka yang ingin menjelajahi keunikan Masjid Lautze 2, ajakan untuk melipir dan mengenal lebih dekat dengan masjid ini di bulan Ramadan menjadi penutup yang mengundang.
Dengan menggabungkan arsitektur yang memukau dengan kegiatan rohani yang beragam, Masjid Lautze 2 tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga simbol integrasi dan keberagaman di tengah-tengah masyarakat Bandung. [Benhil Online]