Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Zannuba Ariffah Chafsoh yang akrab disapa Yenny Wahid, menilai pasangan calon (paslon) nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD merupakan pasangan yang paling komit dalam menjaga persatuan Indonesia.
Ganjar-Mafud, kata Yenny, sangat menggambarkan pemimpin yang bisa melindungi seluruh anak bangsa, tanpa melihat suku dan budayanya.
“Pasangan Ganjar-Mahfud saya lihat adalah pasangan yang paling komit untuk melindungi keberagaman di Indonesia, untuk memastikan bahwa kebinekaan tetap menjadi dasar filosofi negara kita,” kata Yenny Wahid setelah acara makan malam imlek di Restoran Empurau, Jembatan Lima Raya, Jakarta Barat, Jumat (9/2/2024).
Hal itu juga yang membuat Yenny mantap untuk mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 3 tersebut. Ia lantas mengajak etnis Tionghoa di Indonesia agar dapat mengambil langkah serupa dengannya.
Baca juga: Di Depan Ganjar Pranowo, Walhi Sebut Demokrasi Indonesia Sedang Sakit
“Dan saya juga mengajak seluruh masyarakat Tionghoa di Indonesia untuk bersama-sama mengusung Ganjar-Mahfud, karena mereka lah yang jelas-jelas, rekam jejaknya jelas, orang yang taat pada konstitusi dan orang yang mau mengayomi semua warga, baik mayoritas maupun minoritas,” ucapnya.
Soal Survei Capres-Cawapres
Pada kesempatan itu, Yenny Wahid turut mengomentari hasil survei yang dilaksanakan Indikator Politik Indonesia pada 28 Januari – 4 Februari 2024.
Diketahui, temuan survei tersebut menempatkan pasangan calon (paslon) nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di urutan terakhir. Namun, Yenny mengaku tidak mengkhawatirkan hasil survei itu.
Yenny menegaskan, bahwa pihaknya memiliki metode sendiri, yakni dengan menggunakan metode triangulasi, yang dianggap lebih komprehensif.
“Kalau survei memang survei tuh ada macem-macem survei, ada survei yang konvensional dan tradisional, yang menggunakan metode tradisional, datang ke orang yang akan di survei, nah itu rentan,” kata Yenny.
Baca juga: Bahagia Halimah dapat Jaket dari Mahfud MD
Menurutnya, metode konvensional memiliki kerentanan dalam proses pengumpulan data. Hal itu juga, yang membuat pihak TPN Ganjar-Mahfud tidak terlalu khawatir dengan hasil survei yang menempatkan paslon nomor urut 3 itu di peringkat terakhir.
“Kemudian juga bisa juga terjadi rekayasa, jadi kita sendiri sudah tidak menggunakan metode itu. Kita menggunakan metode yang berbeda, survei triangulasi,” katanya.
“Sering dijelaskan oleh mas Andi Wijayanto, yang menggunakan banyak, metodenya jauh lebih komprehensif menggunakan banyak variable yang kemudian dikumpulkan jadi satu dan samplingnya jauh lebih besar sekali,” sambungnya.
Dengan survei menggunakan metode triangulasi, kata Yenny, justru pasangan Ganjar-Mafud unggul dibanding yang lain. Menurutnya, hasil-hasil survei yang saat ini beredar di masyarakat terlalu memaksakan agar pemilu terlihat dapat selsai hanya dalam satu kali putaran.
“Tapi kita enggak tahu ya, namanya keajaiban untuk kelompok 3 bisa saja terjadi kalau rakyat berkehendak. Yang jelas bahwa untuk paslon yang akan masuk dari hasil survei internal itu 2 dan 3,” kata Yenny.
“Jika sudah begitu, kita lebih percaya diri. Putaran kedua akan sangat berbeda sekali dinamikanya,” tutupnya. [Benhil Online]