Beredar rumor GOTO dari Gojek akan merger dengan sesama perusahaan transportasi berbasis aplikasi, yaitu Grab. Salah satu driver mengaku khawatir dengan wacana tersebut.
Beberapa hari lalu diberitakan kalau GOTO telah berkomunikasi pihak Grab Holding di Singapura untuk mengeksekusi rencana merger yang telah diwacanakan sejak 2020 lalu.
Kerja sama tersebut sejatinya bakal menutup kerugian dua perusahaan yang bersaing ketat selama hampir sepuluh tahun ini.
Dilansir dari Tech in Asia pada Minggu, 11 Februari 2024, Grab dan GoTo telah berdiskusi tentang beberapa pilihan merger. Beberapa pilihan itu adalah Grab akan membeli GOTO secara tunai, membeli sahamnya, atau bisa juga dengan kedua cara tersebut.
Pihak Gojek yang dalam hal ini adalah PT Gojek Tokopedia GoTo (Tbk) (GOTO) langsung membantah rumor merger dengan Grab itu.
"Saat ini kami sedang tidak melakukan diskusi yang berkaitan dengan rumor tersebut. Selain itu, tidak ada pemegang saham pengendali yang mengindikasikan kepada kami bahwa mereka sedang mendiskusikan hal tersebut," ujar Direktur GOTO Pablo Malay, Rabu, 28 Februari 2024.
Pablo menyatakan kalau saat ini Gojek memiliki fundamental dan posisi keuangan yang semakin kuat karena GOTO yang telah berhasil mencapai target EBITDA yang disesuaikan positif di kuartal IV-2023. GOTO juga melampaui batas atas panduan kinerja EBITDA yang disesuaikan untuk 2023.
"Perseroan memiliki fundamental yang semakin kuat dan posisi keuangan yang tetap solid. Perseroan akan terus fokus pada pertumbuhan yang sehat dengan meningkatkan inovasi produk dan operasional dalam bisnis on demand service dan fintech," ungkapnya.
Pablo juga menegaskan kalau pihaknya akan selalu mematuhi semua hukum dan peraturan yang relevan. Jika terdapat informasi material yang melibatkan perseroan, GOTO akan menyampaikan keterbukaan informasi sesuai ketentuan.
Kadung Gacor
Terkait rencana merger antara GOTO dengan Grab tersebut, pihak driver sebagai mitra menanggapi dengan reaksi yang berbeda. Hal itu disampaikan Slamet (51 tahun).
"Ini akun Gojek-ku sudah kadung gacor [ramai mendapat pesanan], apakah gabung [merger] dengan Grab akan membuat akun-ku jadi sepi?" ucap pria yang sudah bergabung dengan Gojek sejak tahun 2018 itu.
Slamet berharap semoga kekhawatirannya tidak terjadi.
Lain halnya dengan Andi (32 tahun) yang menanggapinya dengan positif.
"Gojek [GOTO] dan Grab adalah dua ojol [ojek online] yang order-nya paling ramai. kerja sama itu akan membuat kita semakin banyak mendapat order," ujar driver Grab tersebut. [Benhil]