Ratusan Relawan pendukung dari Pasangan Capres – Cawapres 01 serta 03 yang tergabung dalam Solo Melawan Politik Amoral (Sempal) nonton bareng ‘Wayang Kampung Sebelah’ dengan Lakon ‘Gugat Lesmana Mandra Kumara (MK)’ di halaman Gedung Umat Islam Solo, Selasa malam 6 Februari 2024.
Suasana cair dan penuh gelak tawa terdengar dari humor satir yang disajikan dalam bentuk Wayang Kampung. Tidak nampak ada ketegangan seperti Pemilu tahun-tahun sebelumnya bahwa mereka sebenarnya tengah berkompetisi dalam proses demokrasi melalui Pemilihan Umum.
Harry Prabowo mewakili Sempal mengungkapkan latar penyelenggaraan pertunjukan ‘Wayang Kampung Sebelah’ yang dibungkus dalam humor bertujuan sebagai gerakan penyadaran masyarakat melalui pendekatan budaya.
Baca juga: Saat Penyandang Tunanetra Balikpapan Raba Wajah Ganjar: Bapak Pemimpin Jujur
“Gerakan budaya ini menjadi bagian dari gelombang perlawanan terhadap politik amoral. Saat ini kaum agamawan sudah bersikap, akademisi sudah bersikap, para seniman dan budayawan juga kita harapkan tidak tinggal diam, ikut memberikan penyadaran kepada masyarakat terhadap praktek politik amoral,” tegas Harry.
Gugat Lesmono MK diawali dengan situasi di Desa Bangunjiwo yang akan melaksanakan Pilkades. Putra Pak Lurah maju sebgai calon lurah. Untuk mendukung pencalonan anaknya, Pak Lurah mengumpulkan warga masyarakat dan memberikan bantuan sosial.
Protes terjadi di masyarakat karena Pak Lurah memberikan Bansos menggunakan uang APBDes, namun mengatakan bahwa Banos tersebut untuk warga miskin dari Pak Lurah. Padahal mestinya bukan dari Pak Lurah, karena menggunakan uang rakyat sehingga Bansos adalah Hak Rakyat, bukan sumbangan perorangan.
Untuk melawan perbuatan Pak Lurah yang sudah meresahkan karena sudah melanggar moral dan etika, maka Kampret, Coro, Nyi Blegoh dan warga Bangunjiwo lain yang marah membuat pentas wayang orang untuk mengkritik perbuatan amoral Pak Lurah dengan lakon Gugat Lesmono Mandra Kumara.
Baca juga: TPN 03 Tour Konsolidasi Bersama Relawan di Eropa Siap Jaga Suara Ganjar-Mahfud
Di akhir acara, tokoh wayang Bob Marna dari Purbalingga, yang mirip dengan Bob Marley, memberi semangat kepada ‘Wong Solo’ agar semangat dan terus berjuang. Solo sebagai kota budaya harus bisa memberikan teladan baik dalam segala kehidupan termasuk dalam kehidupan politik, agar di alankan dengan moral dan etika.
“Solo telah melahirkan tokoh-tokoh besar yang kini menjadi Pahlawan Nasional. Sudah selayaknya Gerakan Melawan Politik Amoral berawal dari Solo,” kata Bob Marna. [Benhil Online]