Oleh: Saiful Huda Ems.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sudah resmi mengundurkan diri dari jabatan mereka. Agar pergerakan Gelombang Reformasi II semakin jelas, maka jajaran menteri yang lain perlu juga segera angkat kaki dari Kabinet Indonesia Maju 2019-2024.
Para menteri yang dimaksud adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H. Laoly, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Para akademisi di Kampus UGM (Universitas Gajah Mada), UII (Universitas Islam Indonesia), UI (Universitas Indonesia), UMY (Universitas Muhamadiyah Yogyakarta), Unpad (Universitas Padjajaran), dan lain-lain, telah menyatakan pendapat secara tegas dengan menolak tindakan menciderai demokrasi yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bagaimana dengan kampus-kampus lainnya, kapan bersuara menunjukkan ketegasan moral dan intelektual?
Situasi saat ini sudah nyaris menyamai dengan peristiwa detik-detik kejatuhan Rezim Presiden Soeharto. Para pejabat negara dan masyarakat kelas menengah sudah mulai mengepalkan tangan dan bertekad berjuang melawan Rezim Jokowi yang melanggengkan kekuasaan dengan Dinasti Politik.
Jangan Ada Tindakan Kekerasan Lagi
Saya berharap semoga gelombang Reformasi Indonesia II ini dapat berlangsung dengan baik dan lancar tanpa ada lagi tindakan kekerasan seperti yang terjadi di Boyolali dan Wonogiri baru-baru ini. Peristiwa Kerusuhan tahun 1997 dan 1998 sudah cukup menjadi pelajaran agar penguasa tidak semakin congkak dan sewenang-wenang.
Jika rakyat sudah tidak suka, penguasa harus tahu diri dan jangan malah menantangnya. Karena apabila rakyat sudah marah dan turun ke jalan, maka tiada kekuatan apapun yang dapat menghentikannya, kecuali atas kehendak Tuhan yang Maha Esa.
Pikirkan hal ini Pak Presiden... (SHE).
2 Februari 2024.
Penulis adalah pengacara, pengamat politik, dan aktivis 1998. [Benhil]