Putra Mahkota yang juga Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS) menyebut tokoh Wahabi bukan nabi. Netizen Tanah Air berkomentar mereka (pihak Arab Saudi) sudah membuang ajaran wahabi tersebut.
Pangeran MbS sempat membicarakan tentang Wahabi dan tokoh yang menyebarkannya, yakni Muhammad bin Abdul Wahhab. Pernyataan itu muncul saat diwawancarai media Amerika Serikat (AS) The Atlantic pada 2022. Dia menegaskan kalau Wahabisme bukan ideologi utama di negerinya.
"Saya ingin mengatakan bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab bukan Nabi, ia juga bukan malaikat," kata MbS dilansir dari Saudi Gazette, Maret 2022.
Pangeran berusia 38 tahun itu lalu menerangkan, kalau Abdul Wahhab hanya ulama sebagaimana banyak ulama lain yang pernah hidup di era awal pendirian Saudi, di antara para pemimpin militer dan politik.
MbS mengakui kalau Wahabisme disalahgunakan kelompok radikal atau ekstremis, seperti salah satunya ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria). Menurut dia, saat itu murid bin Abdul Wahhab di Semenanjung Arab hanya tahu membaca dan menulis (tanpa menelaah secara mendalam).
"Sejarah yang telah ditulis dari perspektif mereka," kata Mbs.
Tokoh politik penting di kerajaan Saudi itu justru punya prasangka baik terhadap tokoh Wahabi tersebut.
Lebih lanjut, MbS menerangkan bahwa kitab-kitab tulisan Abdul Wahhab kerap digunakan para ekstremis Islam untuk kepentingan agenda mereka.
"Tapi saya yakin jika Abdul Wahhab, Bin Baz, dan ulama lainnya masih hidup hingga sekarang, mereka akan jadi barisan pertama yang melawan ide-ide ekstremis dan kelompok teroris itu," katanya.
ISIS itu , menurut Mbs, tidak menerapkan contoh dari kehidupan beragama dari masyarakat Saudi. Saat tokoh agama meninggal (salah satu contohnya tokoh Wahabi), kelompok radikal memanfaatkan pernyataan mereka dan memelintirnya.
Arab Buang Wahabi
Pernyataan Mbs tersebut ramai dikomentari netizen Tanah Air.
'Saat mereka [Negara Arab Saudi] sudah membuang [ajaran wahabi] karena terbukti merugikan, negara lain malah menerimanya dengan senang hati,' tulis seorang netizen.
'Ada yang malah dicekoki [dengan ajaran itu] sejak kecil,' yang lain menambahkan.
'Kabar seperti ini seharusnya juga diajarkan di sekolah-sekolah,' tulis yang lain. [Benhil]