Menjawab kecemasan generasi muda yang sulit mendapatkan pekerjaan, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Mahfud menjamin adanya perluasan lapangan pekerjaan dan daya serap tinggi industri terhadap tenaga kerja sehingga semua lulusan pasti mendapatkan pekerjaan.
Data Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia menyebutkan jumlah penduduk usia kerja saat ini sebanyak 211,59 juta orang. Dari jumlah ini yang sedang bekerja ada 138,63 juta orang, sedang bersekolah ada 16,78 juta orang, sedang mengurus rumah tangga sebanyak 40,11 juta orang. Sementara yang menganggur ada 7,98 juta orang dan lainnya ada 8,06 juta.
Dengan komposisi yang demikian, penyediaan lapangan kerja menjadi suatu yang sangat dibutuhkan.
“Perluasan 17 juta lapangan kerja baru yang digagas paslon nomor 3 Ganjar-Mahfud merupakan keharusan. Ini akan dirancang melalui sebuah peta jalan yang terukur dan jelas, baik dan secara regulasi maupun cara-cara inovatif yang tidak biasa untuk membuka investasi perekonomian dan melakukan pemerataan pertumbuhan ekonomi,”terang Achyar Al Rasyid selaku Wakil Deputi II Generasi Y dan Z Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo - Mahfud MD.
Achyar menjelaskan lewat “Program Semua Pasti Kerja”, Paslon Ganjar-Mahfud akan mempersiapkan tenaga kerja lewat berbagai kegiatan pembekalan pendidikan dan pelatihan yang berkualitas di bidang yang tepat. Anak-anak muda dan calon pekerja pekerja disiapkan agar memenuhi kualifikasi bekerja di industri nasional dan global, ataupun berwirausaha.
Menurut dia, pembukaan 17 Juta lapangan pekerjaan baru di Indonesia bukanlah suatu yang mustahil. Apalagi Indonesia dengan kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki. Sambil terus diperbaiki iklim investasi sehingga tercipta ekosistem yang ramah investasi. Kemudian hilirisasi industri yang selama ini lebih banyak di sektor sumber daya alam akan diperluas di berbagai sektor.
“Maka dari itu tugas pemerintah di bawah Ganjar dan Mahfud MD akan melakukan langkah afirmasi. Hal pertama adalah lapangan pekerjaan yang dibuka harus lebih banyak untuk masyarakat Indonesia dan lokal di daerah itu. Lalu, proses bisnis penunjang yang dihasilkan dari berjalannya hilirisasi industri tersebut perlu dipastikan oleh pemerintah diisi oleh anak-anak muda kreatif di wilayah sekitar,” lanjut Achyar.
Di lain pihak, memanfaatkan potensi lain yang dapat diwujudkan untuk bisa memperbaiki lingkungan sekitar akibat dampak dari hilirisasi industri merupakan cara lain untuk menyerap tenaga kerja. Pemerintah perlu melibatkan anak-anak muda di wilayah lokal sebagai problem solver-nya, sehingga bertambah lagi potensi pekerjaan yang bisa dihasilkan.
Ada juga beberapa langkah konkrit lainnya, seperti pembukaan SMK Gratis di seluruh Indonesia, bekerja sama dengan industri-industri baik yang sudah ada maupun yang akan masuk investasinya.
“Dapat dipastikan siswa-siswa SMK bisa terampil dan mendapat kerja sebelum lulus,” tegas dia.
Kemudian, Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di seluruh Indonesia akan diubah cara pengelolaannya menjadi pelatihan minat, bakat, dan potensi yang banyak dibutuhkan oleh pasar kerja termasuk mengkombinasikan dengan terampil secara digital.
“Sebut saja pelatihan menjahit saat ini jika tanpa diimbangi dengan mahirnya para penjahit dalam mempelajari bagaimana membentuk jahitan-jahitan model-model pakaian kekinian melalui internet, maka kita akan tertinggal,” jelas dia. [Benhil Online]