Usaha kuliner adalah jenis perdagangan yang sangat dinamis dan sulit diprediksi. Berikut ini 5 tanda bisnis makanan sudah tidak bisa dipertahankan lagi.
Sebagai usaha yang dinamis dan fluktuatif, bisnis kuliner sebenarnya tidak bisa dilakukan setiap orang, bahkan seorang pengusaha yang mumpuni sekalipun. Usaha ini hanya cocok untuk orang yang punya minat di bidang itu dan punya daya juang besar.
Daya juang itu berkaitan dengan persaingan yang tajam dalam bidang bisnis makanan. Orang pasti paham, mayoritas pelaku kuliner akan kehilangan semangat dan kalah dalam persaingan.
Selain itu, pengusaha kuliner tentu perlu pintar dalam pengelolaan keuangan. Tanpa itu, maka mustahil menjadi seorang wira usaha.
Namun, saat upaya sudah tidak berarti, maka tidak ada salahnya untuk mundur agar bisa mengevaluasi bidang yang dipilih. Hal itu bukan berarti gagal sepenuhnya, melainkan sikap mengatur strategi untuk mengatur langkah selanjutnya.
Berikut ini Benhil mengumpulkan dari pengalaman orang-orang terdekat tentang 5 tanda suatu usaha kuliner tidak bisa bertahan atau bakal gagal, yaitu:
1. Sepi Pembeli
Usaha kuliner yang semakin sepi pembeli menandakan kalau usaha tersebut tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi. Jika ingin mengubah keadaan, tentu dibutuhkan beberapa langkah taktis, seperti mengevaluasi rasa masakan, memperindah tempat, dan lain-lain.
2. Selalu Nombok
Nombok adalah menutup kekurangan modal dengan uang pribadi. Sebuah usaha yang terus-terusan nombok, tentu akan mengakibatkan keuangan tidak sehat. Daripada mengalami kerugian lebih besar atau menanggung hutang semakin banyak, lebih baik memutuskan berhenti pada saat yang tepat.
3. Pembeli Enggan Kembali
Sebuah usaha kuliner yang berhasil adalah apabila bisa membuat pembeli kembali untuk kedua kali dan seterusnya. Jika selama buka hanya ada pembeli yang mencoba sekali setelah itu tidak pernah kembali, itu berarti ada yang salah dengan usaha yang sedang dirintis tersebut.
4. Tidak Mampu Bertahan 3 Bulan
Jika penjualan makanan bisa mempertahankan pembeli hingga minimal 3 bulan, maka usaha tersebut bisa dikatakan punya kesempatan untuk tetap eksis. Kalau usaha tersebut tidak bisa melampui waktu krisis triwulan, hampir dipastikan usaha itu akan sulit bertahan.
5. Usaha Sejenis Lebih Ramai
Contoh kasus, apabila ada warung soto yang sepi sedangkan warung soto lain yang jaraknya tidak terlalu jauh pembelinya ramai, itu pertanda warung yang sepi itu sama sekali tidak menarik pembeli dan tidak akan bisa bertahan lama. Pembeli kuliner biasanya sangat loyal dan setia pada penjual yang mereka pilih, hingga tidak ingin melirik jualan lain yang sejenis.
Tentu saja 5 tanda tersebut hanya sebagian ciri kalau usaha kuliner itu akan sulit bertahan. Masih banyak tanda lain yang mudah dilihat pada kasus serupa. [Benhil]