Pejuang Kemerdekaan Tan Malaka menerangkan dalam bukunya Madilog bahwa yang menerangkan konsep riba adalah orang Arab. Netizen menyebutnya dengan bank Plecit.
Riba adalah bunga yang dibebankan bagi peminjam uang, yang dilarang bagi sebagian umat Islam. Nyatanya, justru orang Arab di Nusantara yang notabene adalah muslim yang mengenalkan pinjaman berbunga itu pada masyarakat di sini.
Seorang netizen berkomentar 'Tan Malaka menerangkan bahwa pelopor awal mula lintah darat atau rentenir di sini adalah para sayyid atau orang Arab'. Rentenir adalah sebutan untuk orang yang meminjamkan uang dengan bunga yang cukup tinggi.
Komentar itu muncul untuk menanggapi postingan yang membahas tentang tema serupa. Berikut ini postingan di laman Facebook dari netizen yang enggan disebutkan namanya tersebut:
'Istilah bank plecit itu untuk menyebut orang-orang yang keliling desa guna meminjamkan uang dengan bunga tinggi bagi mereka yang membutuhkan. Sebutannya lainnya adalah rentenir.
Kemarin malam bapak cerita, dulu yang melakukan praktek bank plecit dan mempopulerkan sistem riba di desanya adalah para orang Arab.
Dia mengisahkan kalau orang-orang Arab itu keliling desa berjalan kaki menenteng payung hitam yang dijadikan tongkat. Ciri khas lainnya adalah memakai peci tinggi seperti orang sufi.
Bapak sering geli, dulu yang jadi bank plecit mengenalkan riba ke Indonesia adalah orang Arab, tapi sekarang yang kritis dengan konsep riba adalah orang Indonesia yang patuh dengan ajaran dari Arab'.
Dari postingan itu banyak netizen yang menyimpulkan kalau yang akrab dengan bunga riba dalam bisnis tidak hanya mereka yang beretnis china, namun juga orang Arab yang tinggal di sini.
Baru Tahu
Postingan tanggal 20 Novemnber 2023 itu mendapat 221 tanggapan dan dibagikan sebanyak 148 kali. Sebagian besar netizen baru tahu etnis Arab yang justru memperkenalkan sistem riba ke masyarakat di sini.
'Baru tahu kalau orang Arab pelopor riba,' tulis seorang netizen.
'Kalau tidak Anda ceritakan, banyak yang nggak tahu asal-usul [yang mengenalkan konsep riba]', yang lain menambahkan. [Benhil]