Oleh: Saiful Huda Ems.
Sebelum membaca kisah ini, saya anjurkan pembaca mempersiapkan kopi dan kacang rebus dulu agar dapat membaca dengan rileks dan tuntas tanpa harus terperanjat dari tempat duduknya. Kisah ini sedikit panjang, namun sangat informatif dan mendebarkan.
Agak sedikit beresiko saat saya mau menulis tentang tema ini karena beberapa bulan, khususnya beberapa minggu terakhir ini, saya terus menerus "menghajar" tiada henti perilaku menyimpang Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya.
Namun kali ini saya mulai tersadarkan, bahwa bagaimanapun Jokowi merupakan presiden yang dulu sarat prestasi, hingga dengan tulus saat itu saya dan jutaan orang lain memuji dan mengapresiasi.
Maka sudah sewajarnya jika kali ini saya mencoba kembali untuk mengingatkannya, sebagai rasa cinta dan sayang kami pada ayah Gibran Rakabuming Raka itu. Mungkin dengan tulisan ini Jokowi dan orang-orang yang masih mengaguminya tersadarkan dan mulai meningkatkan kewaspadaan.
Saya mendapat informasi dari sumber yang sangat terpercaya dan tidak diragukan lagi kredibelitas dan integritasnya, bahwa Prabowo Subianto itu sesungguhnya menyimpan dendam kesumat yang luar biasa pada Jokowi.
Begini kronologi-nya:
1. Begitu Capres (calon presiden) Prabowo menerima informasi dari orang kepercayaannya, kalau dia kalah dalam pertarungan Pilpres (pemilihan presiden) 2019, maka dia langsung marah dan tidak siap menerima kenyataan kekalahan yang kedua kali melawan Jokowi.
2. Akan tetapi bukan Prabowo namanya jika mudah menyerah dan menerima kenyataan. Setelah beberapa saat merenung, di hadapan tim suksesnya dia bangkit dari duduk dan mengatakan pada tim-nya, "Saya baru sadar, bahwa Jokowi ini Orang Jawa. Untuk bisa mengalahkannya dalam perang politik ini, Jokowi harus dipangku!"
3. Menghadapi Jokowi yang sangat lihai berpolitik mulai dari politisi lokal Solo hingga jadi tokoh nasional bahkan mendunia, Prabowo sadar kalau Jokowi tidak bisa dikalahkan melalui "perang" terbuka face to face atau berhadap-hadapan, melainkan harus dipepet, didekati, disanjung-sanjung dan baru kemudian "belati" politik itu ditancapkan ke arahnya.
Inilah sekilas makna Filosofi Jawa Dipangku Mati, alias disanjung-sanjung setinggi langit baru kemudian dijatuhkan secara tiba-tiba. Maka dengan cerdiknya Prabowo kemudian berhasil merebut hati Jokowi baik secara langsung maupun tak langsung alias menggunakan pengaruh orang-orang kepercayaannya yang juga dipercayai oleh Jokowi.
4. Prabowo kemudian diangkat oleh Jokowi sebagai menteri pertahanan. Dari sanalah Prabowo yang semula terus menerus menghina Jokowi sebagai tukang kayu dan orang kampung itu mulai memuji Jokowi habis-habisan di setiap pertemuan-pertemuan terbuka.
5. Jokowi yang tidak pernah mempan dengan jurus hinaan itu, nyatanya lemah jika menerima pujian atau sanjungan. Dia semakin lengket dengan Prabowo dan mau saja mendengar saran apapun darinya. Jadi jangan heran kalau Kemenhan dibawah komando Prabowo memperoleh anggaran gila-gilaan, yang membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani dan para menteri lainnya geleng-geleng kepala.
6. Semakin dekat Prabowo dengan Jokowi, dia semakin tahu kelemahan-kelemahan Jokowi dan keluarganya. Keretakan hubungan istri Jokowi (Iriana) dengan ibu kandung Jokowi (Sudjatmi Notomiharjo) dan almarhum ayahanda Jokowi (Widjiatno Notomiharjo) dimanfaatkan oleh Prabowo secara cerdik untuk memuluskan agenda-agenda terselubungnya.
7. Iriana Jokowi yang tidak mau bersalaman dengan Ibu kandung suaminya ketika pelantikan presiden, diketahui dengan jelas oleh Prabowo. Saat itu Iriana berjalan berdekatan dengan Jusuf Kalla (JK). ketika melihat ibu mertuanya yang sedang duduk di deretan tamu istimewa, Iriana memalingkan wajahnya.
8. JK yang berjalan melewatinya baru sadar kalau yang baru saja dilalui itu Ibu Kandung Jokowi. JK kemudian berbisik ke Iriana yang dianggapnya lupa dan tidak bersalaman dengan ibu mertuanya. Namun Iriana tidak peduli dan tetap tak mau bersalaman. JK sendiri mengambil inisiatif untuk kembali mendekati ibu kandung Jokowi dan menyalami beliau sembari meminta maaf akan kealpaannya.
9. Prabowo sangat tahu peristiwa itu, maka pria yang pernah dipecat dari TNI dengan pangkat letnan jenderal itu melakukan penyelidikan lebih jauh soal kerenggangan hubungan antara Iriana dengan mertuanya. Tak disangka, ternyata Prabowo menemukan informasi yang lebih lengkap lagi. Ternyata Iriana bukan hanya tidak akur dengan mertuanya melainkan dengan saudara-saudara atau sanak famili Jokowi.
10. Jurus baru kemudian dimainkan Prabowo, di mana Jokowi yang sejak awal tidak menyetujui Gibran menjadi cawapres (calon wakil presiden) mendampingi Prabowo, tiba-tiba dia menyetujuinya. Itu terjadi setelah Prabowo melakukan lobby intensif pada Iriana untuk membujuk Jokowi agar Gibran diizinkan untuk menjadi cawapresnya di Pilpres 2024.
11. Iriana yang selalu ingin menunjukkan kehebatan pengaruhnya di hadapan keluarga Jokowi akhirnya tunduk pada kemauan Prabowo, hingga seperti yang pernah dijelaskan pula oleh Media Tempo lewat Podcast Bocor Alus, Iriana mulai mengumpulkan keluarganya dan keluarga Jokowi agar bersedia mendukung Gibran sebagai cawapres-nya Prabowo.
12. Keluarga Jokowi yang sangat berhati-hati karena tidak mau melihat Jokowi tertimpa masalah karena siasat Prabowo itu sebenarnya tidak sepakat dengan Iriana. Meski begitu, Gibran tetap didaulat jadi cawapresnya Prabowo dan Jokowi menyetujuinya.
13. Inilah awal malapetaka Jokowi dan keluarganya yang datang sesuai rencana Prabowo, namun tidak pernah disadarinya. Maka di akhir kepemimpinan Jokowi, satu persatu keluarganya menjadi terhina dan tercela.
14. Adik Ipar Jokowi (Anwar Usman) diberhentikan dari Ketua Mahkamah Konstitusi dan diolok-olok rakyat dan kaum terdidik dari Sabang Sampai Merauke. Gibran dibully habis-habisan karena jadi cawapres dari hasil rekayasa keputusan hukum sang paman.
15. Putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep nasibnya hampir sama, tidak ubahnya pisang yang kehormatannya diinjak-injak banyak orang, setelah dua hari jadi kader partai namun secepat kilat jadi Ketum (ketua umum) PSI (Partai Solidaritas Indonesia). Yang terakhir, adik ipar Jokowi, Wahyu Purwanto tersandung persoalan korupsi suap proyek DJKA Kementerian Perhubungan dan sekarang berurusan dengan KPK. Sedangkan Jokowi sendiri babak belur karena sering dihantam protes rakyat yang anti politik dinasti.
16. Prabowo berhasil melucuti wibawa dan kehormatan Jokowi sebelum pertempuran Pilpres 2024 dimulai. Dia sukses "meludahi" dan "mengencingi" marwah lembaga-lembaga negara yang berada dalam kepemimpinan Jokowi tanpa disadari oleh Presiden RI ke-7 itu. Prabowo berhasil mengubah pendukung Jokowi menjadi pembecinya.
17. Pertarungan politik baru dimulai, tapi Jokowi sudah kalah bertubi-tubi sebelum masa jabatannya selesai. Capres Ganjar Pranowo sebagai Putra Mahkota Intelektual PDIP, Anak Ideologis Bung Karno dan Ketum PDIP Megawati, sahabat sejati penerus kepemimpinan presiden, juga merasa terluka oleh sepak terjang Jokowi yang notabene sahabatnya sendiri. Maka dari sini Jokowi telah kehilangan penopang kekuatan politik terdahsyatnya.
Begitulah alur Prabowo menuntaskan dendamnya.
Dia mungkin bisa menang melawan Jokowi, namun mantan suami Titiek Suharto itu bakal kalah telak melawan Ganjar-Mahfud MD yang sudah dipersiapkan sejarah untuk memimpin Indonesia menuju pintu gerbang kejayaan.
Para Petarung Politik Ganjar sudah lama mengintai Prabowo, hingga ditemukan kenyataan kalau orang-orang kepercayaan yang ada di sekeliling Prabowo kok ganteng-ganteng semua. Ada apa ini? Ada apa dengan Prabowo? Mungkin Mas Sandiaga Uno bisa membuka tabirnya. Sapere aude!...(SHE)
Rabu, 6 Desember 2023.
Penulis adalah pengacara dan pengamat politik. [Benhil]