Pasangan Capres-Cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD amat memperhatikan ketersediaan hunian laik bagi masyarakat. Duet paslon nomor urut 3 itu menjanjikan di bawah kepemimpinan mereka, beli rumah akan semudah membayar down payment (DP) motor.
"Programnya bernama 'Rumah Kita'. Beli Rumah Semudah DP Motor," ungkap Ganjar.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menegaskan, setiap orang mendambakan hunian laik. Berdasarkan data yang dia pegang, terdapat 15,9 juta keluarga yang belum punya rumah laik huni. Belum lagi keluarga-keluarga baru yang bertambah setiap tahun.
Pertumbuhan harga rumah sekitar 8 persen dari tahun 2018. Sementara pertumbuhan pendapatan di bawah itu membuat kepemilikan rumah hanya sebatas mimpi. Pasokan hunian baru pun masih terbatas, tidak sampai 1 juta unit per tahun.
Tantangan lain, syarat-syarat kredit pembiayaan juga sulit dipenuhi oleh sebagian besar rakyat. Khususnya yang bekerja di sektor informal.
Adapun 1 dari 4 masyarakat menilai administrasi perizinan serta DP masih menjadi kendala besar untuk mendapatkan rumah impian.
Ganjar-Mahfud memiliki program 10 juta hunian impian, yakni pembangunan hunian baru atau renovasi seperti rumah sederhana, rusunami, rusunawa. Program tersebut bakal disertai ketersediaan lahan yang strategis dan terjangkau dari pusat perekonomian serta transportasi umum,
"Terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah, pekerja sektor informal, buruh, dan anak muda, dengan skema pembiayaan yang mudah dan murah, di antaranya bantuan uang muka," urai dia.
Ganjar menjabarkan, ada sejumlah skema pembiayaan yang bakal disiapkan. Salah satunya, bantuan uang muka berupa Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) dan (BP2BT). Pemerintah akan memberi bantuan DP hingga 30 persen untuk rumah khusus pertama dengan harga hunian hingga Rp 200 juta.
Selain itu, pemerintah juga akan memberikan subsidi suku bunga tetap menjadi sebesar 5 persen selama 10 tahun untuk rumah dengan harga hingga Rp200 juta.
Ganjar-Mahfud akan menjalankan program 'beli tanah dapat rumah'. Program yang menyasar masyarakat di daerah ini dikhususkan untuk hunian pertama berukuran 36 m2 bagi masyarakat berpenghasilan Rp3 juta hingga Rp5 juta.
Di samping itu, ada juga bakal menjamin pembangunan hunian berorientasi 4T Terintegrasi, yaitu tempat tinggal, tempat kerja, trotoar, dan transportasi publik. Dengan kata lain perumahan berkonsep Transit Oriented Development (TOD) bakal digalakkan.
Ganjar menegaskan, program tersebut bakal memberikan dampak yang luas. Jadi tidak hanya sebatas memberikan akses rumah laik bagi masyarakat.
Program tersebut akan membuka lapangan kerja, seperti di sektor konstruksi, manufaktur, dan transportasi. Dengan terbukanya lapangan kerja baru, dapat mengurangi tingkat pengangguran. Nantinya program ini akan mendorong tercapainya target misi peningkatan PDB 7 persen melalui pembelian bahan baku, ketenagakerjaan dan investasi sektor konstruksi dan sektor lain yang terkait. [Benhil Online]