Pengamat Politik Saiful Huda Ems. bertekad selalu konsisten untuk kritis terhadap kejahatan konstitusional Presiden Joko Widodo (Jokowi). Para mahasiswa mendeklarasikan Sumpah Pemuda 2.0 menyinggung hal yang sama.
Saiful Huda Ems. menyatakan akan mengawal kejahatan konstitusional Jokowi secara tegas dan tidak akan kendor.
"Hajar terus kejahatan konstitusional Jokowi, jangan sekalipun surut, jangan mau dibohongi lagi, bahwa serangan politik ke Jokowi akan menggerus suara pasangan calon [paslon] Ganjar-Mahfud, dan lain-lain. Hajar terus tanpa henti!" ujarnya lewat media sosial (medsos) pada Rabu, 22 November 2023.
Saiful menenggarai banyak kejanggalan dalam hal itu, seperti adanya intervensi di MK (Mahkamah Konstitusi), adanya intervensi penggiringan APDESI (Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia) ke Jakarta untuk mendukung paslon Prabowo dan Gibran (putra Jokowi), dan sebentar lagi akan ada hujan Bansos, BLT (bantuan langsung tunai), dan lain-lain. jelas semua itu usaha Jokowi yang ingin memenangkan anaknya. Itu semuanya haram dalam pandangan etika dan moral politik.
Menurut pria yang berprofesi sebagai pengacara itu, Jokowi sebenarnya sudah sangat panik anaknya akan kalah. Prabowo juga sudah was-was takut kalah beruntun lagi 5 kali, yakni saat Konvensi Capres (calon presiden) Partai Golkar 2004, Cawapres (calon wakil presiden) 2009, Capres 2014, Capres 2019, dan akan kalah lagi sebagai capres di 2024.
"Oleh sebab itu, lembaga-lembaga survei dari yang paling besar sampai yang abal-abal dikerahkan, dan orang sekelas Denny JA sampai mem-posting hasil surveinya di banyak grup-grup WA relawan dan bersaing dengan opini-opini politik saya di medsos tersebut. Itu tanda kepanikan kubu Jokowi dan Prabowo yang luar biasa," ungkap Saiful.
Dua tahun lalu Ketua Umum Harimau Ganjar (Hajar) itu kesal terhadap para loyalis Prabowo yang tebar opini tiada henti pasangan Prabowo-Jokowi untuk Pilpres 2024. Saya pikir waktu itu merupakan penghinaan mereka pada Jokowi yang dari Presiden mau diturunkan kelasnya menjadi Cawapres mendampingi Prabowo.
"Namun ternyata...oh ternyata...Jokowi beneran mau jadi Cawapresnya Prabowo, walaupun secara fisik diganti pemerannya oleh anaknya sendiri. Ooh...masya Allah. Apakah kekuasaan itu sangat menggoda, Jokowi? Apakah ambisi Jokowi begitu besar hingga pernah minta tambah sekali lagi untuk berkuasa [3 periode], walaupun tragis ditolak oleh PDIP secara mentah-mentah," ujar Saiful Huda Ems.
Sekali lagi, aktivis 1998 itu bertekad untuk menyerang berbagai lini benteng-benteng politik Jokowi Karena ini baru pertamakalinya sejarah kejahatan konstitusional yang terang benderang di mana ada Presiden yang ikut cawe-cawe membantu untuk kemenangan anaknya di Pilpres (pemilihan presiden) 2024.
Membunuh Kepercayaan
Terkait keputusan MK yang kontrovesial, pada hari yang sama, sejumlah mahasiswa dari beberapa kampus mendeklarasikan Sumpah Pemuda 2.0 di Gedung Joang '45. Acara itu dipimpin dipimpin Ketua BEM UI Melki Sedek Huang, Ketua BEM Unpad Haikal Febrian Syah, Sekjen SEMA Paramadina Afiq Naufal, Ketua BEM KM UGM Gielbran Muhammad Noor, dan mahasiswa UNNES Fajar Rahmat Sidik.
"Bagi kami, putusan MK kemarin tak sedikit pun memberi arti positif bagi generasi kami. la malahan membunuh kepercayaan kami akan terangnya masa depan republik ini," ujar Melki Sedek Huang. [Benhil]