Seorang netizen menuliskan di media sosial (medsos) perihal kondisi perekonomian di Provinsi Aceh semakin buruk sehingga nyaris lumpuh. Sedangkan para pakar ekonomi yang dulu sebagai pengambil keputusan tidak muncul untuk bertanggung jawab.
Meski kabar itu datang dari netizen, namun perlu menjadi perhatian khusus bagi para pemangku kepentingan dan pembelajaran bagi daerah-daerah lain dalam mengambil keputusan penting.
Dulu para pakar mengambil keputusan untuk menerapkan Aceh sebagai provinsi bebas riba (sehingga bank-bank konvensional harus angkat kaki dari provinsi tersebut) dan hanya menginjinkan bank dengan sistem syariah, yakni BSI (Bank Syariah Indonesia).
Masalah muncul saat terjadi gangguan di BSI pada Mei silam sehingga perekonomian di provinsi berjuluk Serambi Mekah itu menjadi terganggu. Pada saat itu pun para pakar ekonomi anti riba tersebut tidak muncul atau memberikan solusi terkait kekacauan sistem BSI karena tidak ada bank lain yang mendukung.
Semakin ke sini, gangguan ekonomi itu sebenarnya belum teratasi karena masing-masing pihak belum menghendaki perubahan sistem keuangan di Aceh.
Dibayar untuk Melumpuhkan
Tulisan di medsos tersebut memancing komentar dari para netizen yang perduli dengan kondisi di Provinsi Aceh.
'Para pakar itu sudah dibayar untuk melumpuhkan Aceh, kenapa harus ribut', tulis seorang netizen.
'Dulu para pakar itu bilang di Rusia juga ada bank syariah, tapi kan tidak mengusir bank konvensional,' tulis yang lain.
Seorang netizen berdalih kalau di daerah lain juga kondisinya sama (perekonomian lumpuh).
'Di Sumut [Sumatera Utara] ada bank konvensional, tapi ekonominya juga terpuruk,' tulisnya.
'Siapa bilang, Sumut ekonominya naik 5%,' jawab yang lain dengan disertai informasi tambahan kondisi ekonomi Sumut yang positif.
Ada juga yang berkomentar cukup menggelitik.
'Semoga kondisi di Aceh itu bisa menjadi pembelajaran daerah lain. Kondisi itu mirip para pegawai (bag keuangan) yang disuruh resign oleh para pakar untuk menghindari riba. Setelah resign dan hidup pegawai itu justru menjadi blangsak, para pakar itu cuma bilang, mohon sabar itu ujian hidup,' tulis netizen itu.
Sulit Dukungan
Ekonomi Aceh yang semakin sulit bukan tanpa sebab. Beberapa sektor justru tidak mendukungnya untuk menuju arah yang lebih baik.
Sektor pariwisata contohnya, pemberlakuan hukum syariah dalam berpakaian dan bertingkah laku di obyek wisata membuat wisatawan (baik lokal atau internasional) was-was untuk berkunjung.
Baru-baru ini di medsos Tik Tok tampak seorang tokoh Agama mengusir sepasang muda mudi yang sedang menikmati indahnya pantai di Aceh. Alasannya, mereka bukan muhrim dan dianggap berniat melakukan hal yang tidak sopan.
Insiden itu tentu semakin menyurutkan wisatawan untuk datang ke Aceh. [Benhil]