Makna Tradisi Siraman Panjang di Keraton Kasepuhan Cirebon

Siraman Panjang





Dalam rangka menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW, Keraton Kasepuhan Cirebon menggelar tradisi Siraman Panjang pada Jumat, 22 September 2023.

Patih Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon, Goemelar Soeryadiningrat mengatakan tradisi ini digelar setiap tahun pada tanggal 5 Mulud dalam kalender Jawa.

"Pada tradisi Siraman Panjang ini benda-benda peninggalan Gusti Sinuhun Sunan Gunung Jati disiram atau dicuci," katanya di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Benda-benda peninggalan yang dicuci itu antara lain piring tapsi 7 buah, piring pengiring 38 buah, 2 guci dan botol tempat minyak mawar.

Baca juga: Kudo-Kudo, Permainan Tradisional Asal Sumbar Mirip Kuda Lumping

"Benda-benda ini telah berusia 600 tahun," ungkapnya.

Patih Sepuh menjelaskan makna dari tradisi Siraman Panjang ini, yaitu sebagai simbolis mensucikan diri.

"Di dalam tubuh manusia ada 70 persen air. Dan perlu disucikan tidak hanya secara lahir, tetapi juga batin. Itu makna sesungguhnya," jelasnya.

Air bekas siraman atau cucian ini biasanya menjadi rebutan warga. 

Baca juga: Keindahan Nepal Van Java di Jawa Tengah Memikat Hati Wisatawan Mancanegara

Karena menurutnya, masyarakat mempercayai bahwa air bekas mencuci piring berusia hampir enam abad tersebut mengandung berkah. 

"asyarakat percaya dan ingin mendapatkan keberkahan dari Allah SWT melalui peninggalan Kanjeng Sinuhun Sunan Gunung Jati," pungkasnya. [Benhil Online]

Previous Post Next Post

Contact Form