Pengamat politik Saiful Huda Ems. menyatakan sisi bahayanya langkah Abu Janda dan Ade Armando mendukung Capres (calon presiden) Prabowo Subianto. Di sisi lain, Demokrat dan Golkar justru merapat pada pria yang saat ini menjabat sebagai menteri pertahanan itu.
Langkah 2 aktivis media sosial (medsos) itu, menurut Saiful, menunjukan kalau keduanya belum memiliki landasan berpikir yang benar karena mendukung sosok yang dulu menjadi lawan politiknya.
"Jadi kita tidak perlu heran penculik [aktivis 1998] yang dulu dilawan Abu Janda dan Ade Armando, sekarang malah mereka dukung. Mereka orang-orang yang mudah silau dan terpukau oleh kemasan, tidak memperhatikan isi atau substansi. Maka jika saja mereka melihat iblis fasih bicara soal demokrasi, kesetaraan atau toleransipun akan dibelanya karena dianggapnya iblis sudah berubah," ujar Saiful Huda Ems. dalam keterangan tertulis yang beredar di medsos pada Selasa, 19 September 2023.
Baca Juga: Ganjar antara Petugas Rakyat, Petugas Partai, dan Poros Bung Karno
Dia juga mempertanyakan, untuk memilih pemimpin yang tepat bagi rakyat, apakah harus seceroboh itu dengan menghapus rekam jejak kejahatan seseorang? Jika ada calon pemimpin lain yang relatif lebih bersih, jauh dari rekam jejaknya yang buruk, kenapa tidak lebih mendukungnya? Sekali lagi memiliki landasan berpikir yang benar itu sangat penting, hingga seseorang dapat memiliki prinsip hidup yang baik.
"Orang yang memiliki landasan berpikir benar dan prinsip hidup baik tidak akan mudah berubah oleh keadaan yang serba sulit, dan yang menantang pemikirannya untuk dapat menjawab segala tantangan yang ada," ungkap pria yang berprofesi sebagai pengacara itu.
Saiful menyatakan, cara berpikir dan prinsip yang mudah berubah jauh lebih berbahaya daripada korban politik identitas (kadrun) yang muncul karena kurang pengetahuan politik. Para korban politik itu kemudian menjadi manusia-manusia beringas setelah teradikalisasi oleh politisi-politisi berjubah agama yang ingin memanfaatkan militansinya.
"Kadrun hanya akan sanggup mempengaruhi segelintir orang, namun publik figur medsos yang keblinger akan menjerumuskan lebih banyak orang yang menjadi follower-nya," ujarnya.
Baca Juga: Pilpes 2024 Pertarungan Poros Bung Karno Lawan Poros Soeharto
Alumni Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur itu menambahkan, menjelang Pilpres (Pemilihan Presiden) 2024 bangsa ini terus diuji oleh keadaan, politisi, dan aktivis yang tidak kokoh pendiriannya sangat cepat sekali berubah dan melompat dari kubu ke kubu.
Seiring waktu, Saiful Huda Ems. yakin bangsa ini akan lebih cerdas memilih pemimpin yang cerdas dan amanah.
Golkar dan Demokrat Merapat ke Prabowo
Di sisi lain, dukungan pada Capres Prabowo Subianto semakin menguat dengan tambahan dukungan dari Golkar dan baru-baru ini Demokrat. Hal itu ditunjukan dengan pertemuan antara Prabowo dengan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Hambalang.
Baca Juga: Menjadikan Agama Berguna Bagi Peradaban Manusia
Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan Partai Demokrat mendukung Prabowo sebagai di Pilpres 2024 karena SBY merasa nyaman berada di kubu Prabowo.
"Acara hari ini salah satunya menerima secara resmi pernyataan dukungan dari partai Demokrat untuk Pak Prabowo jadi Capres RI di 2024," ucap Viva. [Benhil]