Internet merupakan teknologi informasi yang memberikan kemudahan bagi umat manusia. Namun di internet juga penuh kejahatan yang harus diwaspadai, yang terbaru adalah kejahatan pemerasan dengan modus chat mesra.
Banyak pelaku kejahatan menggunakan sarana internet, khususnya dunia maya atau media sosial (medsos). Sedangkan medsos yang sering dipakai oleh para kriminal adalah Facebook (FB) dan WhatsApps (WA).
Dua medsos tersebut yang paling banyak dipakai oleh pengguna karena dirasa lebih simpel dan memberi banyak kemudahan. Keduanya bisa menghubungkan kebutuhan komunikasi bagi pengguna di mana saja.
Banyaknya pengguna tersebut menjadi sarana empuk bagi penjahat untuk mencari mangsa. Setelah penipuan dalam bentuk pesan WhatsApp yang bertujuan mencuri data pengguna, kini muncul modus kejahatan baru, yakni pemerasan dengan modus chat mesra.
Biasanya pemerasan ini menyasar akun medsos dengan profil pria setengah baya karena mereka dianggap telah memiliki finansial memadai untuk diperas.
Benhil telah melakukan pemantauan cara pelaku kejahatan melakukan aksi kejahatan ini, yaitu:
1. Pelaku akan memakai foto profil FB wanita muda cantik dan mulai menyapa calon korban (pria setengah baya) lewat pesan pribadi atau messenger.
2. Jika pesan itu telah dibalas, maka pelaku akan mengajak chat atau ngobrol dengan calon korban lewat WhatsApp yang lebih leluasa dan mudah.
3. Setelah keduanya mulai ngobrol via WA, pelaku memancing dengan kalimat-kalimat mesra, seperti, 'adek mandi dulu ya, mas' atau 'adek mau tidur, tapi kamarnya dingin nih', dan masih banyak lagi.
3. Tujuan kalimat mesra tersebut adalah agar calon korban menanggapi kalimat itu dengan mengatakan, 'boleh saya ikut mandi?' atau 'boleh abang menemani tidur adek?' atau sejenisnya.
4. Beberapa saat kemudian (pelaku seolah-olah habis mandi) maka dia akan mulai chat lagi, 'adek mau ganti pakaian'. Tujuannya masih sama, agar calon korban terpancing agar pelaku merekam atau memfoto adegan ganti bajunya (untuk kemudian diminta oleh calon korban).
5. Ketika dirasa bukti-bukti chat mesra sudah cukup, beberapa saat ada nomor lain yang akan menghubungi calon korban dengan mengirim pesan lewat WhatsApp dan kemudian menelepon. Dia mengaku sebagai suami dari wanita teman yang sedang chat dengan calon korban.
6. Pria yang mengaku suami itu akan memperkenalkan diri sebagai anggota aparat keamanan (tentara atau polisi) dan berlagak marah-marah pada korban. Alasannya, dia telah bertengkar dengan istrinya karena membaca obrolan atau chattingan antara istrinya dan calon korban.
7. Kemudian pria itu meminta korban untuk mohon maaf dan diselesaikan secara damai (dengan bukti potongan layar chat mesra antara korban dan pelaku), yakni dengan minta uang atau melakukan pemerasan pada pria setengah baya itu. Para korban biasanya tidak bisa berbuat banyak dan memilih memenuhi permintaan pelaku kejahatan tersebut.
Meski terhitung mudah dikenali, namun banyak kriminal yang memakai modus ini di medsos hingga sekarang. Maka pengguna medsos tetap perlu hati-hati dan waspada.
Cara Menghindari Kejahatan Pemerasan Modus Chat Mesra di Medsos
Untuk menghindari kejahatan pemerasan dengan modus chat mesra yang seolah-olah dikirim oleh cewek cantik ini, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni:
1. Jangan ladeni pesan yang tidak kita kenal.
Anda tidak perlu menjawab pesan pribadi dari siapa saja yang tidak dikenali dan tidak bisa menunjukan jati dirinya. Kalau perlu dihapus atau di-block.
2. Jika penasaran meladeni, jangan terpancing atau tergoda dengan kalimat cabul dari pelaku.
Kadang teman lama mencoba menghubungi kita dengan profil yang berbeda untuk memberikan kejutan. Namun saat kita belum yakin siapa yang kita ajak ngobrol atau chat, jangan terpancing untuk meladeni kalimat cabul yang dilontarkan oleh lawan bicara.
3. Jangan takut dengan intimidasi.
Pelaku kriminal yang sudah berpengalaman akan memanfaatkan psikologi untuk mengintimidasi korban. Kalau yakin tidak melakukan kesalahan, Anda tidak perlu takut saat pelaku mengancam.
4. Jika sudah terlancur terpancing dengan chat mesra.
Anda tidak perlu panik atau memilih untuk mengabulkan permintaan pelaku jika Anda sudah terlanjur meladeni obrolan mesra di medsos. Coba tanyakan pada pihak kepolisian (dengan membawa bukti obrolan) apakah ada kesalahan yang melanggar hukum, tindak pidana.
5. Pelaku tidak akan menemui Anda.
Pelaku dan pihak perempuan (kalau memang ada) yang mencoba melakukan pemerasan tidak akan menemui Anda karena pada dasarnya mereka adalah penjahat yang melakukan aksi secara online.
Jadi meski menggunakan medsos tampak menyenangkan, sebenarnya banyak sekali tindak kejahatan yang perlu diwaspadai. Maka kita perlu hati-hati. [Benhil]