Sebulan lalu beredar kabar keretakan antara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Spekulasi tersebut dijawab lewat opini Pembina Dulur Ganjar Pranowo.
Kabar keretakan antara Jokowi dengan partai pendukungnya itu justru dihembuskan dari luar negeri, yakni oleh media Singapura The Straits Times.
Dilansir dari The Straits Times, Sabtu, 3 Juni 2023, ketegangan antara Megawati dengan Jokowi terjadi dipicu oleh pemilihan bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Ganjar Pranowo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Dua tokoh yang diunggulkan Jokowi menjadi cawapres Ganjar disikapi dingin oleh Megawati,” ujar sebuah sumber yang mengaku politikus senior PDI-P.
Dua tokoh pilihan Jokowi itu adalah Menteri Pariwisata Sandiaga Uno dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir. Uno punya andil besar membantu menantu Jokowi, Bobby Nasution memenangkan pemilihan walikota Medan pada 2020. Sedangkan Erick Thohir dan keluarganya merupakan donatur utama kampanye kepresidenan Jokowi pada 2019.
Sikap dingin Megawati itu, menurut sumber tersebut, bisa membuat Jokowi berbalik mendukung capres yang diusung Gerindra, Prabowo Subianto.
Spekulasi keretakan itu semakin menguat dengan sikap penolakan Ganjar Pranowo terhadap kedatangan tim sepak bola Israel sehingga mengakibatkan Piala Dunia U-20 batal diselenggarakan di Indonesia. Padahal, baik Jokowi, Erick Thohir, dan Walikora Solo Gibran Rakabuming Raka sangat antusias dengan perhelatan tersebut.
Gibran yang merupakan putra sulung Jokowi langsung dekat dengan Prabowo setelah ajang Piala Dunia U-20 di Indonesia resmi dibatalkan oleh FIFA.
Jokowi Dididik Megawati
Spekulasi Jokowi renggang dengan PDIP tersebut dimentahkan oleh Pembina DPP Dulur Ganjar Pranowo, Victor E. Simanjuntak.
Menurut Victor yang seorang purnawirawan Brigjen Polisi itu, Jokowi adalah kader Ideologis PDI-P yang langsung dididik oleh Megawati. Sebagai putri Bung Karno, Megawati sangat paham bagaimana perjuangan Soekarno dalam mewujudkan demokrasi Indonesia
"Jokowi adalah orang jawa yang sangat santun, paham benar apa itu unggah ungguh," ujar Victor lewat pernyataan tertulis pada Senin, 3 Juli 2023.
Mantan Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus di Barekrim Polri itu menyatakan, Jokowi menghendaki demokrasi Indonesia berjalan sebagaimana telah mulai di rintis antara dia dan PDI-P. Hanya PDI-P yang konsisten dg demokrasi itu.
"Jokowi juga telah di besarkan oleh PDI-P, sehingga tidak mungkin Jokowi akan meninggalkan PDI-P, bahkan berfikir untuk itu pun tidak," ucap Victor.
Pihak yang menghembuskan isu keretakan antara Jokowi dengan PDIP itu, menurut Victor, tidak mengenal sikap politik Jokowi dan tidak punya wawasan yang cukup tentang budaya jawa. Mereka juga tidak paham tentang demokrasi yang sedang dirintis oleh Jokowi dan PDIP.
"Mereka hanya relawan yang sok mengatur saja," ujarnya mengakhiri pernyataan tertulis itu. [Benhil]