EQ (Emotional Quotient) adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan Kecerdasan emosional seseorang. Kecerdasan jenis ini diperlukan bagi seseorang dalam bersosialisasi atau berhubungan dengan orang lain dalam masyarakat.
Jika EQ kita rendah maka akan mengalami kesulitan atau menimbulkan masalah dalam bermasyarakat. Hal itu tentu menjadi kendala yang perlu diperbaiki atau diwaspadai. Solusinya adalah melakukan konsultasi pada ahli jiwa.
Dilansir dari situs Hack Spirit, berikut ini 12 ciri orang yang EQ-nya rendah, yaitu:
1. Harga diri yang berlebihan
Orang dengan EQ rendah memiliki kecenderungan untuk fokus pada bagaimana orang lain memperlakukan mereka, tapi enggan perduli dengan perlakuan mereka pada orang lain. Mereka menuntut agar orang lain berbuat baik pada mereka.
2. Sulit mengalah
Orang dengan EQ rendah sulit mengalah dalam setiap adu argumentasi, meski dalam taraf yang rendah atau bercanda sekalipun. Mereka juga tidak perduli apabila yang mereka sampaikan tidak membuat orang lain merasa nyaman.
Saat Anda memberi tahu kalau tidak nyaman dengan bercandaan mereka tentang anjing Anda yang mati, mereka akan berkata, "Oh, tapi itu hanya lelucon!"
Mereka tidak akan pernah berkata, “Ya ampun, maaf kalau itu melukai perasaanmu. Saya tidak akan mengulanginya lagi."
3. Merasa menjadi korban atau playing victim
Orang dengan EQ rendah terus-menerus merasa seperti korban. Seolah-olah tidak ada yang memahami mereka dan semua orang mencoba mengeroyok mereka. Mereka suka mengatakan “sepanjang waktu”, “tidak pernah”, dan “selalu”.
4. Menyalahkan orang lain atas reaksi mereka
“Aku berharap kamu tidak melakukan itu. Maka aku tidak akan membentakmu.”
“Mengapa kamu menatapku seperti itu? Saya berteriak karena saya merasa Anda menatap saya seperti saya semacam penjahat!"
Orang dengan kecerdasan emosional rendah selalu lupa bahwa kita sepenuhnya mengendalikan emosi kita. Mereka menyalahkan orang lain seolah-olah mereka tidak memiliki kendali atas tindakan mereka.
Mereka tampaknya tidak paham kalau reaksi orang itu 100% tanggung jawab mereka dan bukan karena dipicu oleh pihak lain.
5. Tidak mampu mengatur emosi
Orang yang rendah kecerdasan emosinya cenderung panik dengan setiap ketidaknyamanan, meski kasusnya sepele. Mereka kesulitan mengatur emosi dan mudah marah.
6. Reaksinya pasif
Orang dengan EQ rendah merasa sangat sulit untuk berkomunikasi, terutama saat mereka tersinggung. Jika tersinggung oleh perbuatan atau perkataan orang, mereka tidak akan memberi tahu secara langsung, melainkan dengan sikap, seperti cemberut, tegang, memendam amarah, dan lain-lain.
Jika orang tidak bisa membaca sikap marah itu, mereka mungkin menuliskannya di media sosial untuk menarik perhatian.
7. Tidak mau melihat kekurangan orang lain
Orang yang kecerdasan emosinya rendah akan memandang semua orang lain itu jahat, kejam, dan egois, padahal sebenarnya tidak seperti itu. Mereka enggan melihat kekurangan dan kesalahan sendiri.
8. Menghindari konfrontasi
Orang yang EQ-nya rendah tidak menyukai percakapan atau berdiskusi untuk menyelesaikan konflik. Jika Anda telah berbuat salah, mereka memilih meninggalkan Anda daripada memberi kesempatan untuk menjelaskannya.
Oleh sebab itu, hubungan mereka selalu kacau dan sering berganti-ganti pasangan.
9. Mengharapkan orang lain memahami suasana hati mereka
Entah bagaimana, orang dengan EQ rendah berharap banyak dari orang lain. Jika mereka marah atau tidak muncul saat janji bertemu karena merasa sedih, mereka berharap semua orang mengerti keadaannya.
Seolah-olah jika suasana hatinya sedang buruk, mereka bisa bertindak buruk dan orang lain harus memahami suasana hatinya.
10. Tidak mampu memahami kondisi orang lain
Seseorang dengan EQ tinggi bisa dengan mudah memahami kondisi seseorang dengan mengamati tindakan, nada suara, dan ekspresi wajahnya. Bahkan jika seseorang mengatakan "Saya bahagia", namun dengan bahasa tubuh dan suara sebaliknya, orang dengan EQ tinggi tahu kalau mereka bohong.
Sebaliknya, orang dengan EQ rendah tidak bisa melihat hal itu. Mereka lebih suka seseorang memberi tahu secara langsung tentang kondisi mereka.
11. Menyalahkan orang lain karena keterampilan komunikasi yang buruk
Biasanya, orang dengan EQ rendah memiliki keterampilan komunikasi yang buruk. Namun, mereka selalu menemukan cara untuk menyalahkan orang lain atas keadaan itu. Ketika mereka merasa teman-temannya tiba-tiba mengabaikannya, mereka tidak akan langsung menanyakan kenapa bisa begitu.
12. Ketidakmampuan untuk meminta maaf dengan tulus
Orang dengan EQ rendah memandang permintaan maaf sebagai bentuk kelemahan. Hal itu seperti menyetujui kalau merekalah yang salah dan tidak dewasa.
Di sisi lain, orang dengan EQ tinggi tidak akan merasa kesulitan untuk meminta maaf. Bagi mereka, bukan lagi siapa yang benar atau salah, atau siapa yang dewasa atau tidak dewasa. Mereka tahu bahwa pada akhirnya, tidak ada yang harus disalahkan karena setiap orang memiliki kekurangan.
Mudah Dimanipulasi
Jika Anda secara kebetulan bertemu orang yang memiliki beberapa ciri dari 12 poin tersebut, biasanya mereka memiliki masalah, di antaranya; keuangan, hubungan asmara, perkawinan, penipuan, atau yang lainnya.
Hal itu bisa terjadi karena orang yang EQ-nya rendah biasanya mudah dimanipulasi dan sulit menerima saran dari orang lain. Mereka merasa gengsi untuk berbuat sesuai nalar dan logika.
Jika hal itu dialami oleh orang terdekat Anda (keluarga dan sahabat) tidak ada salahnya untuk memberi saran agar dia berkonsultasi dengan ahlinya. [Benhil]