Beberapa hari ini muncul kasus Panji Gumilang yang dianggap sesat bagi umat Islam. Padahal isu tersebut berawal dari perseteruan antara Pemimpin Pondok Pesantren Al-Zaitun Indramayu itu dan pihak MUI (Majelis Ulama Indonesia).
Beredar sebuah video di media sosial (medsos) yang bisa menjadi jejak awal mula perseteruan Panji Gumilang dan MUI. Video tersebut berisi ceramah pria berusia 76 tahun itu tentang sikap kritisnya terhadap tersangka teroris yang merupakan pengurus fatwa MUI pusat pada November 2021.
Baca Juga: Mana Yang Mesti Dibela, Al-Zaytun atau FPI?
Dalam video itu, pemilik nama panjang Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang itu tampil dengan setelah jas berwarna coklat dan dasi hitam. Penampilannya Lebih mirip sebagai kaum cendekia daripada pemuka agama.
Tidak lupa, Panji Gumilang memberi apresiasi kinerja Densus 88 yang telah bekerja keras menangkap teroris. Penangkapan gembong teroris yang berasal dari ormas ternama di Tanah Air tentu bukan kerja yang mudah.
Tentu saja video itu sedikit banyak membuat telinga sebagian pihak MUI menjadi panas.
Narasi Liar
Nyatanya, perseteruan antara Panji Gumilang dan MUI itu semakin berlanjut hingga memanas seperti saat ini. Muncul isu kalau Panji Gumilang mengatakan "meragukan Alquran" yang dihembuskan oleh orang-orang MUI yang hendak merebut Pondok Pesantren AL Zaitun.
Isu tersebut telah memancing kemarahan umat Islam pendukung MUI yang mengerahkan ribuan massa untuk menggeruduk pesantren itu. Namun, sebagai pemimpin agama yang kharismatik, Panji juga memiliki ribuan pendukung yang siap membelanya. Beberapa hari ini dua kubu tersebut saling berhadapan dan hampir bentrok.
Narasi konflik ini di medsos juga sangat liar dan panas. Pria kelahiran Gresik itu dituduh komunis, antek Isreal, hingga agen intelejen pemerintah yang anti Islam, serta masih banyak tuduhan lain.
Dalam kondisi panas, yang sangat disesalkan adalah beberapa media besar justru terpancing mem-framing kasus Panji Gumilang dengan agama Kristen, yakni membangun gereja dan membaca alkitab. Framing tersebut bisa menyulut emosi SARA.
Shalom Aleichem
Namun ada hal yang lucu dalam suasana demo yang panas itu. Saat ormas-ormas Islam mendemo Pesantren Al-Zaitun, Panji Gumilang dengan enteng memutar lagu Shalom Aleichem.
Keisengan pemimpin agama lulusan UIN Syarif Hidayatullah itu semakin membuat para pendemo menjadi marah dan menuduhnya sebagai antek Yahudi.
Padahal bukan hanya pihak Panji Gumilang yang sering menyanyikan lagu tersebut. Pengajian Kiai Kanjeng yang dipimpin Emha Ainun Najib (Cak Nun) juga sering menyanyikan lagu Shalom Aleichem, tapi tidak pernah mendapat masalah. [Benhil]