Oleh: Saiful Huda Ems.
Mantan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Denny Indrayana memberikan klarifikasi kasus tuduhan membocorkan rahasia negara yang menimpanya. Kasus tersebut sebagai dampak tulisannya di media sosial (medsos) mengenai informasi putusan MK (Mahkamah Konstitusi).
Bagi saya, klarifikasi berupa siaran pers itu sebagai usaha Denny untuk berkelit dari tanggung jawab pada pihak yang berwajib. Jadi tidak ada alasan bagi menteri yang menjabat saat SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) menjadi presiden itu untuk menghindar dari masalah hukum.
Dari cuitan di Twitter pada Minggu, 28 Mei 2023, Denny jelas-jelas menyebutkan kalau rencana putusan MK dan Mahkamah Agung (MA) itu berasal dari pejabat di 2 lembaga tersebut.
Cuitan Denny itu tentu sangat mengada-ada dan bisa dituduh menyebar hoaks (ujaran kebencian) karena MA belum menunjuk hakim yang akan mengadili Peninjauan Kembali (PK) Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko atas kasus konflik kepengurusan Partai Demokrat. Sangat kentara kalau dia berpihak pada AHY (agus Harimurti Yudhoyono) yang merupakan putra SBY untuk kepengurusan Partai Demokrat.
Sangat disayangkan jika pernyataan tendesius (kalau tidak bisa disebut ngawur) itu ditulis di medsos oleh seorang seorang profesor hukum yang seharusnya sudah paham tentang permasalahan itu.
Sejak awal saya menduga kalau Denny Indrayana memang sengaja memprovokasi rakyat untuk selalu curiga dan benci pada Pemerintahan Presiden Jokowi (Joko Widodo). Dia menuduh campur tangan pemerintah RI atas konflik Partai berlambang bintang segi tiga itu antara Moeldoko dan AHY. Apalagi saat ini Moeldoko menjabat sebagai kepala staff presiden.
Denny Indrayana Terdesak
Siaran pers mengenai klarifikasi Denny Indrayana itu adalah usahanya untuk berkelit dari keterdesakan karena menerima berbagai hujatan dari masyarakat. Nyatanya, dia tidak menyangka kalau tuduhannya tentang mendapat informasi valid atas putusan MK dan MA itu akan berakibat berurusan dengan hukum.
Seorang dengan reputasi ahli hukum lulusan Universitas Melbourne seharusnya bisa memberikan informasi yang bisa dipertanggungjawabkan khalayak luas.
Kalau pernyataan-pernyataan itu muncul sebagai usaha untuk mendukung keluarga SBY agar tetap bisa menguasai Partai Demokrat sudah sepatutnya kalau integritas Denny, baik sebagai akademisi dan politisi patut dipertanyakan. Atau, dia sedang melakukan test ombak untuk menguji apakah opininya masih didengar dan diperdulikan? Usaha yang sia-sia.
Saran saya, menghadapi masalah hukum yang dihadapinya saat ini, Denny Indrayana seharusnya banyak beristighfar. (SHE)
3 Juni 2023
Penulis adalah Ahli Hukum dan Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika DPP Partai Demokrat Pimpinan Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko. [Benhil]