Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X yang merupakan Raja Kesultanan Yogyakarta sekaligus Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum mengeluarkan pernyataan terkait bentrok yang terjadi di Tamansiswa Yogyakarta.
Untuk ke sekian kalinya orang nomor satu di Kota Pelajar itu tidak melontarkan pernyataan dan bahkan tidak muncul ke publik terkait peristiwa tawuran. Padahal kejadian itu hanya berjarak sekitar 3 KM dari keraton dan cukup meresahkan masyarakat.
Informasi dari kepolisian menyatakan tawuran itu bermula dari penganiayaan anggota PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) yang dilakukan oleh anggota Brajamusti (Brayat Jogja Mataram Utama Sejati) di Villa Rangdo Parangdok, Parangtritis, Kretek, Bantul pada Minggu, 28 Mei 2023. Baik PSHT dan Brajamusti adalah sama-sama perkumpulan bela diri.
Pada Minggu, 4 Mei 2023 kericuhan berlanjut di Tamansiswa Yogyakarta antara pukul 19.00 hingga 21.00. Kejadian itu menyebabkan suasana di Kota Wisata itu mencekam.
Hingga artikel ini ditulis, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X belum menyampaikan pernyataan tentang bentrok antar warganya yang terjadi di wilayahnya itu.
Kenapa Sultan belum mengeluarkan pernyataan terhadap kejadian yang meresahkan masyarakat Yogyakarta? Tentu hal itu patut dijawab oleh pihak yang berkepentingan.
Ke sekian Kali
Absennya Sultan Yogyakarta tersebut sudah yang ke sekian kali, setelah sebelumnya kejadian penutupan patung Bunda Maria di Kulon Progo, Yogyakarta pada 22 Maret 2023.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, almarhum Ahmad Syafii Maarif telah menyentil tentang hal itu sejak 17 Februari 2018.
Negarawan yang telah wafat pada 27 Mei 2022 itu berharap Sri Sultan HB X untuk lebih memahami keluhan rakyat Yogyakarta.
Gak Perduli
Ketidakhadiran Gubernur Yogyakarta atas permasalahan antarwarga tersebut juga menjadi pembicaraan di dunia maya.
'Apakah sultan sudah mengeluarkan pernyataan?' tanya seorang netizen.
'Kayaknya gak perduli,' jawab yang lain. [Benhil]