Awal pekan ini, saham Apple ditutup pada puncak tertinggi sepanjang masa, tetapi tampaknya tidak semua orang memiliki pandangan positif.
Seorang analis UBS telah menurunkan peringkat sahamnya karena kekhawatiran akan pertumbuhannya.
Saham Apple diturunkan peringkatnya oleh UBS karena pertumbuhannya menghadapi tekanan
Dikutip dari Gizmochina, analis UBS, David Vogt, baru-baru ini menurunkan saham raksasa yang berbasis di Cupertino ini dari Beli menjadi Netral. Meskipun demikian, ia juga menaikkan target harga dari 180 Dolar AS menjadi 190 Dolar AS.
Menurut analis tersebut, perusahaan diturunkan peringkatnya karena pelemahan yang terus-menerus terjadi di pasar negara maju dan data yang mengindikasikan pertumbuhan kemungkinan akan tetap berada di bawah tekanan.
Baca juga: Mudahnya Mengkalim Garansi Apple
Berita ini juga muncul ketika pembuat iPhone ini semakin dekat dengan kapitalisasi pasar sebesar 3 triliun Dolar AS.
Selain itu, kepindahan dari UBS sebagian disebabkan oleh valuasi Apple.
Perusahaan ini dan juga perusahaan-perusahaan raksasa teknologi lainnya telah meningkatkan kapitalisasi pasar mereka hingga miliaran dolar AS dan membuat harga saham mereka naik ke level tertinggi.
Vogt menambahkan bahwa meskipun premium dapat dibenarkan, ekspansi tidak mungkin dilakukan mengingat adanya hambatan pertumbuhan.
Pengumuman Vision Pro yang baru juga mendorong saham lebih tinggi bulan lalu, tetapi produk ini tidak akan hadir sampai tahun depan.
Baca juga: 10 Orang Penting Pengganti Steve Jobs
Jadi, fokusnya sekali lagi bergeser ke lini produk paling penting dari merek ini, yaitu iPhone. Namun, UBS juga menyuarakan kekhawatirannya atas pertumbuhan jangka panjang iPhone.
Vogt percaya bahwa iPhone yang terjual di beberapa pasar terbesar seperti AS, Cina, dan Eropa telah menurun lebih dari 7,5 persen dari tahun ke tahun.
Namun, ada analis lain yang percaya bahwa perusahaan ini akan mencapai siklus penjualan besar-besaran untuk iPhone, dengan jajaran iPhone 15 yang akan datang. [Benhil Online]