Mungkin ada yang bertanya kenapa aktor legendaris Morgan Freeman memakai anting emas. Padahal dia sudah terlalu gaek untuk memakai aksesoris yang sering dipakai rocker tersebut.
Ternyata pria yang berakting jempolan di film Shawshank Redemption (1994) itu punya alasan bijaksana dengan memakai anting tersebut. Alasan tersebut tidak berhubungan dengan bergaya bak pemusik cadas atau simbol gaya hidup.
Berikut ini penjelasannya.
Bajak Laut
Pada masa keemasan komplotan bajak laut tahun 1690 hingga 1730, hampir semua anggotanya memakai anting emas di telinga. Tentu saja saat itu seorang pria yang memakai anting bukan suatu yang normal.
Nyatanya, bajak laut memilih memakai aksesoris yang lazim dipakai kaum perempuan itu bukan tanpa alasan. Anting yang dipakai oleh para perompak itu harus terbuat dari emas karena emas adalah alat bayar universal.
Bahkan hingga saat ini, emas masih menjadi alat pembayaran yang bisa dipakai di mana saja. Meski setiap negara sudah memiliki mata uang, emas tetaplah alat tukar yang bisa dipakai semua negara di dunia.
Anting emas yang dipakai bajak laut itu nilainya sama dengan biaya pemakaman si pemakai. Tujuannya adalah apabila tiba-tiba seorang bajak laut tewas di tempat yang asing, orang yang menemukannya bisa menggunakan anting tersebut untuk biaya pemakamannya.
Nilai anting tersebut juga sesuai dengan biaya pengantaran jasad si bajak laut itu untuk dikembalikan ke daerah asalnya. Jadi pada intinya, mereka tidak mau merepotkan orang yang menemukan mayat mereka.
Meskipun alasan itu kurang kuat (orang yang menemukan bisa mengambil antingnya dan membiarkan mayatnya begitu saja), namun banyak yang menganggap hal itu sebagai niat mulia, termasuk aktor Morgan Freeman.
Oleh sebab itu, aktor peraih Piala Oscar untuk film Million Dollar Baby (2005) itu memiliki alasan bijak itu saat dia memakai satu anting emas di telinganya. Morgan Freeman tidak ingin menyusahkan pihak lain saat meninggal di tempat yang jauh dari rumahnya.
Tentu saja sebagai aktor tenar dengan kekayaan 250 juta dolar, Morgan akan dikenal hampir seluruh penduduk dunia seandainya meninggal di belahan negara lain. Namun tidak ada salahnya untuk bersiap pada skenario terburuk.
Pelajaran yang bisa dipetik adalah tidak merepotkan orang lain saat kita sudah tidak berdaya sama sekali.