Usaha kuliner adalah usaha yang paling diminati sampai kapan saja karena setiap orang membutuhkan dan menikmatinya. Meskipun tidak bisa memasak, setiap orang tetap bisa menikmati keuntungan dari bisnis ini, yakni dengan waralaba atau franchise.
Sedangkan pembagian keuntungan dari masing-masing franchise itu berbeda. Tergantung modal yang ditanamkan dan nama besar dari franchise tersebut.
Kenapa nama besar berpengaruh? Karena nama brand atau merk dagang secara psikologi akan menarik pembeli untuk datang. Gerai ayam goreng yang sudah punya nama pasti akan segera laku daripada yang belum punya nama.
Berikut ini sistem bagi hasil dari 5 franchise yang sudah terkenal, yaitu:
1. Bebek dan Ayam Kampung Mas Budi
Warung dengan konsep semi resto ini menawarkan waralaba dengan sistem bagi hasil yang relatif menguntungkan investor, yakni 55:45. Jadi dari keuntungan operasional, 55 persen untuk investor dan 45 untuk manajemen Mas Budi.
Urusan operasional produksi dari pengadaan bahan baku, peracikan, distribusi, memasak, hingga menghidangkan pada pembeli semua dikerjakan tim Mas Budi. Jadi investor tinggal duduk manis dan menerima laporan pemasukan harian dari manajemen.
2. Penyetan Mbok Galak
Warung penyetan dari Solo ini menawarkan sistem kerja sama berupa jual nama dan bumbu masakan. Dengan biaya Rp 90 juta, pemodal akan mendapat plang nama, berbagai macam bumbu, dan kursus memasak selama 2 hari. Jika bumbu habis, bisa membeli ke pihak manajemen Mbok Galak.
Keuntungan hasil penjualan semua menjadi milik investor. Namun, urusan operasional usaha menjadi tanggung jawab investor.
Dalam beberapa kesempatan, pihak Mbok Galak memberi diskon 50 persen untuk bergabung. Jadi hanya butuh modal Rp 45 juta saja.
3. Bakso Bang Toyib
Hampir sama dengan penyetan Mbok Galak, Bakso Bang Toyib menawarkan waralaba dengan pembayaran di awal saja. Investor bisa bergabung Dengan modal sekitar Rp 30 juta dan mendapat bahan baku bakso dan tempat makan berupa mangkok yang beruba bathok kelapa. Jadi ciri khas kuliner ini adalah bakso yang dihidangkan dengan bathok.
Urusan operasional usaha menjadi tanggung jawab pemodal, sehingga keuntungannya bisa dimiliki pemilik dana tersebut.
4. Es Krim Mixue
Saat ini franchise es krim dari Negeri Tirai Bambu ini sedang trending di kalangan anak muda. Banyak yang tertarik untuk bergabung sehingga waralaba ini termasuk masif dalam membuka cabang baru yang biasanya bertempat di ruko (rumah toko). Sangking menjamurnya Mixue sampai muncul pemeo, jangan biarkan ada ruko kosong, nanti untuk jualan Mixue.
Berikut ini detail biaya franchise Mixue, yaitu:
- Uang eposit: Rp 40 juta
- Ongkos manajemen per tahun: Rp 18 juta
- Biaya survei: Rp 2 juta
- Ongkos pelatihan: Rp 3 juta
- Bahan baku pertama: Rp 100 juta
- Biaya peralatan (Mesin): Rp 170 juta
Total biaya Rp 333 juta.
Sedangkan keuntungan operasional penjualan sepenuhnya untuk investor.
5. Martabak dan Kue Bandung
Untuk gerai martabak dan kue bandung yang tidak punya nama atau brand (yang biasanya berdagang di pinggir jalan), umumnya pemilik gerai mempercayakan pada penjaganya.
Beberapa pemilik mengambil untung per menu sebesar Rp 5.000,-. Ada juga yang menyesuaikan bahan baku. Jika bahan baku habis, pemilik mengambil bagian sekitar Rp 200.000,-. Sisanya untuk penjaga yang sekaligus meracik dan menjual di gerai tersebut.
Semoga informasi ini berguna dan selamat berbisnis. [Benhil]