Meski tidak begitu kentara, ternyata Industri mobile gaming di Indonesia berkembang sangat pesat. Bahkan, keuntungannya masuk peringkat 20 besar di dunia.
Bagi para pengembang bisnis game (yang didominasi pengusaha asing), negara kita merupakan salah satu pasar yang paling menjanjikan. Dengan populasi sekitar 275 juta, Indonesia berada di peringkat ke-4 negara terpadat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Localiize Direct, dengan populasi sebesar itu, 35% (sekitar 111 juta) adalah pengguna permainan game yang aktif. Padahal, saat ini baru 65% penduduk Indonesia yang memiliki akses ke internet.
Itu berarti potensi untuk berekpansi bisnis dan meraih keuntungan di bidang mobile gaming masih sangat besar di sini.
Raih 765 Juta Dolar
Pada tahun 2020, permainan game baik di PC (personal Computer) dan seluler meraih pendapatan $765 juta. Game PC dan seluler sama-sama menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Hingga kini pertumbuhan mobile gaming mampu mencapai 40%.
Data tersebut telah mampu menempatkan Indonesia dalam 20 besar negara yang mampu meraih keuntungan dari game tahun ini. Dengan keuntungan $1,9 miliar, maka diperkirakan akan terus meningkat hingga $2,7 miliar dalam lima tahun ke depan.
Sedangkan di tingkat Asia Tenggara, keuntungan industri game negara kita berada di posisi ke-6.
Keuntungan tersebut lebih banyak diraih pada game yang terdapat di seluler (smartphone) yang mampu meraih pendapatan dua kali lipat dibandingkan game di PC.
Kondisi tersebut kemungkinan disebabkan oleh dua hal, yakni:
1. Gamer seluler cenderung lebih banyak membelanjakan uang, yaitu sekitar $23 per pemain.
2. Game seluler bisa populer karena lebih terjangkau dan bisa dimainkan oleh banyak pemain (Multi player Massive Option/MMO)
Diperperkirakan pertumbuhan gamer bagi pengguna seluler akan tetap berjalan dalam lima tahun ke depan. Sekitar 16 juta pemain baru akan muncul tahun 2025. [Benhil]