Sebuah fenomena menarik terjadi di beberapa negara, di mana anak mudanya kembali menggemari ponsel jadul merk Nokia. Ternyata salah satu tujuannya agar kesehatan mental mereka tidak terganggu.
Anak muda di belahan dunia lain dan juga mewabah di Amerika Serikat (AS) lebih memilih ponsel gaya jadul Nokia daripada smartphone yang canggih.
Usut punya usut, ternyata generasi muda itu kembali memilih menggunakan ponsel gaya lama adalah karena sudah lelah dengan smartphone.
"Saya pikir bagi beberapa komunitas Gen Z, mereka telah lelah dengan menatap layar telepon. Mereka mulai khawatir terhadap kesehatan mental dan mencoba mengurangi penggunaan [smartphone]," kata influencer teknologi telepon, Jose Briones seperti dilansir dari CNBC.
Tentu saja yang diburu para anak muda itu bukan Nokia keluaran lama seperti seri 5110 atau seri lain yang mencapai puncak kejayaan pada 2000-an, melainkan versi baru berupa flip phone atau telepon lipat dengan gaya lama.
Penelitian dari Counterpoint menyatakan, pada 2022 ponsel gaya lama tersebut berhasil menjual 80 persen produknya ke Timur Tengah, Afrika, dan India, untuk kemudian sangat diminati anak muda di AS.
Kecenderungan tersebut dipicu kelelahan generasi muda pada smartphone (telepon pintar) dan lebih ingin punya banyak waktu dengan dunia nyata.
"Di Amerika Utara, penjualan ponsel 'bodoh' [sebagai kebalikan dari telepon pintar] cukup datar. Tapi kami memperkirakan bisa naik sampai 5% dalam lima tahun ke depan, karena keperdulian masalah kesehatan masyarakat di sana," ujar perwakilan dari badan riset Moorgead.
Perusahaan seperti Punkt and Light memanfaatkan trend tersebut dengan menjual ponsel bagi mereka yang ingin mengurangi menggunakan ponsel dan menjauh dari media sosial.
"Perusahaan kami bukan memproduksi ponsel bodoh, tapi ponsel premium yang meminimalkan fungsi," ucap pendiri Punkt and Light, Joe Hollier.
Baterai Tahan Lama
Banyak yang masih ingat dengan kepraktisan ponsel jadul Nokia, terutama baterai-nya yang tahan lama. Hal itu diungkapkan oleh Andri (45 tahun).
"Dulu ponsel Nokia saya biasa ngisi baterai 3 hari sekali, sekarang pakai smartphone harus ngisi setiap hari," kata pegawai swasta di Semarang itu.
Andri menyatakan tidak keberatan untuk kembali ke Nokia lagi karena dia tidak begitu suka berselancar di internet dan tidak eksis di media sosial. [Benhil]