Setiap pekerjaan tentu terdapat kendala yang perlu diatasi. Ojol (ojek online) Yogyakarta sering menemui 5 kendala yang membuat mereka malas menerima order (dalam istilah ojol disebut ngaspal) pada malam hari.
Meski termasuk kota pariwisata yang menarik bagi wisatawan baik dari dalam dan luar negeri, Yogyakarta memiliki beberapa hal yang membuat para ojol sering kecewa, terutama jika ngaspal di malam hari.
Kondisi itu berbeda dengan ojol yang bekerja di kota besar lain, seperti Semarang, Jakarta, atau Surabaya. Mereka rata-rata tidak masalah ngaspal di malam hari, bahkan sampai pagi atau biasa di sebut ngalong.
Hal itu disebabkan karena di beberapa kota selain Yogyakarta tersebut kondisinya mendukung, aman, dan nyaman untuk kerja kapan saja.
Berikut ini Benhil mengumpulkan informasi dari para ojol, 5 hal yang menyebabkan ojol Yogyakarta malas menerima orderan pada malam hari, yaitu:
1. Daerah Pinggiran Gelap
Sarana penerangan daerah pinggiran Yogyakarta, seperti Kaliurang, Bantul, dan Kulonprogo ternyata sangat minim. Hal itu menyebabkan jalanan di daerah tersebut sangat gelap.
"Saya pernah mengirim makanan di belakang UII [Universitas Islam Indonesia] Kaliurang Km 15, ternyata daerahnya gelap," ujar Ardi (35), seorang driver Gojek.
2. Isu Klitih
Isu klitih (kejahatan jalanan bersenjata tajam) saat ini menjadi momok menakutkan bagi para ojol di Yogyakarta, terutama pada malam hari.
"Saya pernah dikasih tahu penumpang untuk hati-hati terhadap klitih saat mengantar di daerah Turi yang sepi. Tentu saja saya langsung was-was," kata Edo (28), yang mengaku telah bergabung dengan Grab Yogyakarta selama 3 tahun.
3. Rute Terlalu Jauh
Beberapa pelanggan Yogyakarta memesan ojol jenis ride atau mengantar penumpang yang rute-nya sangat jauh. Hal itu disebabkan posisi kota tersebut yang pemukimannya menyebar dari Pesisir pantai selatan hingga di kaki gunung Merapi.
"Jam 11 malam saya pernah dapat order dari daerah Besi Kaliurang ke Salam. Untungnya penumpangnya cewek, jadi saya tidak khawatir," ucap Dani (33), seorang driver Gojek yang juga bekerja sebagai satpam hotel.
4. Jalanan Sepi
Meski di pusat kota Yogyakarta selalu ramai, tapi di daerah pinggirannya sudah sepi mulai jam 20,00.
"Daerah Turi atau Wates itu sudah sepi kalau jam 7 malam. Kita mau tanya alamat jadi susah," ujar Erik (21), seorang driver Shopeefood.
5. Terlalu ke Pelosok
Banyak ojol Kota Pelajar yang mengeluh karena mereka harus mengirim pesanan atau mengantar sampai ke daerah pelosok atau jauh dari jalan raya.
"Pesanan yang harus saya kirim posisinya ke pelosok desa. Ternyata di sana banyak terdapat Villa," kata Amat (27) seorang driver Maxim.
Namun, 5 kendala tersebut tidak menyurutkan ojol Yogyakarta untuk menerima orderan dari pelanggan. Kapan saja Anda membutuhkan ojol di sana, pasti akan dilayani dengan ramah. [Benhil]