Beredar sebuah video yang mengungkap jaringan penipuan kerja ke Kamboja. Ternyata dampak penipuan itu sangat mengerikan bagi para korban yang terperangkap, termasuk organ tubuhnya akan diperjualbelikan.
Tidak main-main, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menanggapi secara serius isu tersebut. Perempuan kelahiran Semarang, 27 November 1962 itu muncul sebagai pembuka dalam video berdurasi 3 menit 10 detik tersebut.
"Mereka biasanya dijanjikan akan mendapat gaji antara 1000-1500 dolar," ujarnya.
Retno Marsudi menambahkan, lalu tenaga kerja itu datang ke Kamboja dan dijemput di bandara, kemudian ditampung di tempat kerja. Setelah itu mereka harus menjalankan tugas berupa online scam (penipuan online), yakni menipu orang Indonesia untuk kerja ke Kamboja.
Kemungkinan Kecil Pulang Keadaan Hidup
Setelah itu, pada video tersebut muncul presenter perempuan muda yang menceritakan tipu muslihat dari jaringan penipuan kerja ke Kamboja itu.
"Please, jangan tertipu kerja dengan iming-iming gaji besar ke Kamboja, karena banyak orang di sekitar saya yang tidak mengerti betapa gawat masalah ini," ujar presenter itu.
Dia menyatakan, pekerjaan yang ditawarkan di Kamboja tersebut tidak membutuhkan kemampuan bahasa, nilai akademis, dan keahlian tertentu, tapi gajinya besar seperti gaji direktur. Betul-betul tidak masuk akal.
"Tim penipu itu akan menggunakan segala cara untuk membujuk korban dengan menawarkan kerja di Philipina, Thailand, Singapora, dan bahkan, Australia. Tapi pada akhirnya, dikirim ke Kamboja," kata presenter itu.
Lebih jauh pembawa acara yang tidak disebutkan namanya itu menerangkan, dulu bisnis gelap di Kamboja adalah pencucian uang. Namun sekarang telah berkembang menjadi bisnis penjualan organ tubuh dan PSK (pekerja seks komersial).
Yang patut diperhatikan bagi calon tenaga kerja dalam kasus penipuan kerja ini adalah, kebanyakan dari mereka berpikir kalau iming-iming kerja gaji tinggi di Kamboja itu bisa dicoba dulu. Nanti kalau tidak cocok bisa pulang ke Tanah Air. Ternyata tidak semudah itu, karena kebanyakan tidak bisa pulang lagi ke Indonesia!
Para bodyguard dari tim itu tidak segan-segan menyiksa pekerja yang berusaha melarikan diri. Pekerja pria akan disiksa sampai mati dan organnya dijual. Sedangkan yang wanita akan diperkosa berkali-kali hingga tidak berdaya. Jaringan mereka ada di mana-mana, meliputi di rumah sakit, kepolisian, bandara, dan lain-lain.
Jika korban ingin bebas, penipu biasanya minta keluarga di negara asal agar mengirim tebusan sebesar 200 juta. Tapi itu bukan jaminan korban bisa pulang dengan selamat. Yang sering terjadi, korban justru dijual lagi ke jaringan sindikat lain.
"Saat ini di bandara Taiwan banyak polisi yang berjaga untuk mencegah puluhan pekerja negara itu yang akan ke Kamboja," ucap sang presenter.
Karena hingga saat ini, lanjutnya, banyak pekerja dari Taiwan yang sudah berangkat ke Kamboja dan tiba-tiba menghilang. [Benhil]