Saat ini sedang viral istilah ChatGPT (Generative Pre-Trained Transformer) di media sosial. Meski sangat membantu, program ini juga memiliki kelemahan.
Sebelum mengulas pengertian ChatGPT, kita perlu mengetahui istilah chatbot sebagai bentuknya. Chatbot adalah perangkat lunak yang mampu melakukan simulasi terhadap percakapan manusia baik lewat perintah suara, obrolan teks, atau keduanya.
Sedangkan definisi ChatGPT adalah perangkat lunak berbentuk chatbot berbasis teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang mampu berinteraksi dengan penggunanya.
ChatGPT mampu menjawab pertanyaan atau perintah dari pengguna, baik dalam bentuk suara atau teks. Sepeti misalnya, ketika pengguna meminta untuk membuatkan versi mereka dalam bentuk bule atau orang barat, perangkat lunak itu akan langsung menampilkan beberapa foto dirinya dengan versi bule.
Keunggulan dan Kelemahan
Keunggulan chatbot canggih yang dikembangkan oleh OpenAI (laboratorium penelitian AI di Amerika Serikat) ini bisa dipakai untuk berbagai kebutuhan, di antaranya adalah melakukan percakapan otomatis di aplikasi percakapan, membantu menciptakan konten, dan menerjemahkan berbagai bahasa.
ChatGPT telah di-input dengan memakai milyaran kalimat dari berbagai bahasa, jadi perangkat lunak ini mampu memahami kalimat dan isi percakapan dengan bahasa yang bermacam-macam. Selain itu, kemampuan perangkat lunak ini juga bisa dimaksimalkan secara akurat lewat fine-tunning dengan cara menambahkan materi baru sesuai kebutuhan.
Meski memiliki keunggulan yang super canggih dan akurat, ChatGPT juga punya banyak kelemahan. Berikut ini kelemahan chatbot versi baru tersebut:
Pertama, platform ini tidak selalu bisa menjawab dengan tepat pertanyaan-pertanyan subjektif, spesifik, dan pertanyaan yang bersifat kekinian (modern).
Kedua, teknologi ini belum bisa menerangkan atau memahami kejadian setelah tahun 2021.
Ketiga, Agar fungsinya menjadi maksimal, perangkat lunak membutuhkan banyak materi untuk masukan atau data latih.
Keempat, chatbot mutakhir ini bisa dipakai untuk membuat email pishing yang bisa disalahgunakan pengguna internet untuk meraup uang di bank atau data identitas pribadi dari masyarakat.
Sangking riskannya dimanfaatkan untuk hal negatif, milyader dan ilmuwan Elon Musk menyatakan kalau teknologi AI seperti ChatGPT bisa lebih berbahaya daripada senjata nuklir. [Benhil]