Essay atau kata baku bahasa Indonesia disebut esai adalah tulisan tentang opini dari penulis terhadap suatu pokok bahasan.
Salah satu penulisan esai yang sering dikerjakan adalah tugas laporan. Esai jenis ini biasanya diberikan pada mahasiswa atau pekerja kantoran.
Konsep penulisan essay biasanya sama saja, baik itu untuk keperluan melamar kerja, untuk masuk universitas, atau tugas laporan kuliah atau kerja.
Kita perlu mengetahui cara penulisan artikel ini agar hasil tulisannya bisa mengalir dan enak dibaca.
Definisi dan Ciri-Ciri Essay
Definisi esai adalah artikel yang berupa opini atau pandangan penulis terhadap suatu pokok bahasan. Artikel jenis ini bertujuan agar pembaca mengerti dan paham pemikiran penulis yang disampaikan melalui tulisannya.
- Artikel Terkait: Cara Menulis Essay untuk Melamar Kerja dan Contohnya
Ciri-ciri esai antara lain:
1. Bahasanya komunikatif dan mudah dipahami.
2. Gaya penulisan dan opini dari artikel tersebut sebisa mungkin representasi penulis.
3. Fokus hal yang penting dan jangan terlalu melebar.
4. Meski berbentuk tulisan ringan, tetap perlu sesuai standar baku.
5. Artikel tidak harus panjang dan hasil tulisannya enak dibaca.
Ke-5 ciri itu telah menunjukan kalau esai itu sebenarnya sederhana dan mudah untuk dikerjakan.
Struktur Essay
Struktur esai terdiri dari 3 bagian, yakni:
- Pendahuluan
Bagian ini berisi latar belakang serta pengenalan dari topik yang dibahas. Pada bagian ini penulis bisa menyatakan pokok pikiran awal atas tema esai.
- Isi atau badan esai
Bagian isi menjelaskan secara detail pokok pikiran yang dibahas pada bagian pendahuluan.
- Penutup atau kesimpulan
Bagian ini berisi rangkuman tentang pokok pikiran dan opini akhir dari artikel.
Contoh Essay
Berikut ini contoh essay singkat untuk tugas laporan kampus.
Tugas Menonton Teater Membangun Apresiasi Seni
Perkenalkan, nama saya Heru Setiawan. Saya adalah mahasiswa semester 5 Fakultas Sastra Indonesia, Universitas Maju Bersama. Minggu lalu saya mendapat tugas menonton pentas teater berjudul Beberapa Orang Baik (A Few Good Men) yang diadaptasi dari naskah Aaron Sorkin.
Awalnya saya dan teman-teman agak malas untuk datang ke pertunjukan itu karena tidak suka dan tidak biasa menonton teater. Pasti pertunjukan itu membosankan dan kami akan segera tertidur saat pentas berlangsung. Namun, karena teringat perlu membuat tugas laporan tentang pentas itu, maka kami memaksakan untuk tetap berangkat.
Dua menit saat adegan dimulai saya merasa malas untuk melihat drama pengadilan itu. Pada menit ketiga, adegan mulai menarik. Ditambah lagi dialog-dialog yang segar dan cerdas tentang idealisme yang berbenturan dengan sikap kritis.
Kami seperti masuk ke dalam konflik antara pengacara militer Daniel Kaffe yang mencoba membongkar hegemoni dan Kolonel Nathan Jessup yang berusaha melindungi kedisiplinan. Keduanya punya kebijakan, namun kebenaran tetap harus ditegakan.
Setelah selesai melihat teater itu, saya merasa mendapat pencerahan dan sekaligus hiburan. Saya mengakui ingin melihat pentas teater lagi meski tidak diharuskan oleh kampus.
Tentu saja esai di atas hanya contoh sederhana saja. Anda bisa mengembangkan itu sesuai dengan tugas yang dikerjakan. [Benhil]