Jaringan hotel dan kasino dari AS (Amerika Serikat), Wynn Resorts akan melakukan ekspansi bisnisnya di Uni Emirat Arab (UEA). Berapa keuntungan industri judi dunia?
Perusahaan yang berbasis di Nevada, AS itu membangun kasino pertama kali dan terbesar di resort mewah di negara teluk tersebut. Sebelumnya, perjudian dianggap ilegal dan diharamkan oleh agama di UEA.
Dilansir dari Reuters pada Minggu, 13 November 2022 Chief Executive Wynn Resorts Craig Scott Billings menyatakan kehadiran bisnis judi di daerah itu dianggap sangat penting karena sebelumnya, segala aktivitas perjudian dilarang keras.
Apalagi, UEA berada di kawasan teluk di mana daerah itu relatif lebih ketat menegakkan norma-norma agama dibandingkan negara di Timur Tengah lainnya.
Persaingan Bisnis di Teluk
Pembukaan kasino terbesar tersebut menjadi bukti kerasnya kompetisi ekonomi dan pariwisata di Timur Tengah. UEA sedang bersaing ketat dengan Arab Saudi dalam hal tujuan investasi dan pariwisata.
Dua negara itu dan negara lain di sana sedang berusaha untuk lepas dari ketergantungan pada minyak bumi.
Wynn Resorts yang merambah UEA adalah pebisnis kasino berskala internasional telah merajai usaha serupa di Makau dan Las Vegas, AS.
Usaha judi sendiri meski diharamkan di wilayah Tanah Air, tapi masih merupakan bisnis dengan profit besar di wilayah yang melegalkannya.
Laporan dari Inspeksi dan Koordinasi Perjudian Macau menyatakan pendapatan sebesar 24,9 miliar pataca atau US$3 miliar (kira-kira Rp 41,9 triliun) hanya selama bulan Januari 2019 saja.
Negara terdekat dengan Indonesia yang melegalkan judi adalah Malaysia dan Singapura.
- Artikel menarik: Manfaat Kesehatan yang Tak Terduga dari Bermain Ludo
Judi Pernah Memakmurkan Indonesia
Bagi generasi yang lahir setelah tahun 1980'an, mungkin banyak yang tidak tahu kalau negara kita pernah merasakan bulan madu industri permainan uang tersebut. Itu terjadi saat Jakarta dipimpin oleh Gubernur Ali Sadikin dari 1966 hingga 1977.
Usai dilantik sebagai orang nomor 1 di Jakarta, pria yang akrab disapa Bang Ali itu mendapati banyak problem di wilayahnya, yaitu kemiskinan, infrastruktur payah, ketertinggalan, dan masih banyak lagi. Miris, kas daerah hanya Rp 66 juta.
Untuk meningkatkan pendapatan asli daerah secepatnya, Ali Sadikin melegalkan perjudian dan mengijinkan prostitusi. Tentu saja kebijakan tidak populer itu menuai kecaman dari pihak-pihak tertentu.
Nyatanya, selama Bang Ali menjabat, Jakarta menjadi kota metropolitan yang maju dan ekonominya meroket. Dari pajak judi bisa dibangun berbagai fasilitas, yakni Taman Impian Jaya Ancol di Jakarta Utara, Monumen Nasional (Monas), Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Fair, dan Proyek Senen di Jakarta Pusat.
Tempat wisata dan fasilitas-fasilitas tersebut masih bisa dinikmati masyarakat Indonesia sampai sekarang.
Terhadap kecaman-kecaman itu, pria kelahiran Sumedang itu hanya merespon dengan berkelakar, bagi yang menentang (judi dan pelacuran) diminta naik helikopter saja karena semua jalanan di Jakarta berasal dari duit maksiat.
Saat meninggalkan jabatannya, Bang Ali meninggalkan anggaran daerah sekitar Rp 116 Milyar. [Benhil]