Kadang Kita melihat uang, baik logam atau kertas bertebaran di suatu tempat, yakni di jalan raya atau rumah kosong. Ternyata ada penjelasan kenapa uang tersebut ada di situ.
Uang yang bertebaran di jalan itu nilainya beragam, ada yang seribu, dua ribu, lima ribu, bahkan bisa sampai sepuluh atau dua puluh ribu. Posisinya di tempat yang mudah dilihat oleh pemakai jalan yang hilir mudik.
Pada umumnya, orang yang melihat tidak menghiraukannya atau pura-pura tidak melihat. Mereka khawatir akan konsekuensi mengambil uang yang bertebaran di jalan.
- Konten Menarik: Mengatasi Politik Uang Pilkada
Makna Membuang Uang di Tempat Tertentu
Media online, situs berita Benhil mengumpulkan dari beberapa sumber tentang kenapa orang membuang uang di tempat tertentu, yaitu:
1. Buang Sial
Beberapa orang percaya dengan membuang uang di jalan akan terhindar dari nasib sial yang akan menimpa mereka.
Itulah kenapa, pada umumnya orang yang melihat uang di jalan enggan untuk memungutnya. Mereka khawatir nasib buruk yang dibuang orang tersebut justru akan diterima oleh orang yang memungutnya.
2. Bagi-Bagi Rejeki
Membuang uang untuk membagi rejeki menjadi ritual atau tradisi salah satunya di Kota Gresik, di mana hal itu dilakukan seusai masa panen.
3. Ucapan Permisi
Membuang uang sebagai ucapan permisi biasa dilakukan pengendara mobil yang melintas di Subang dan Indramayu, tepatnya di Jembatan Sewoharjo. Mereka biasanya melemparkan uang receh dan diterima dengan cara menyapukan sapu lidi oleh orang-orang yang menunggu.
4. Berharap Kembali Lagi
Orang yang membuang uang karena dipercaya kembali lagi biasa dilakukan oleh wisatawan yang berkunjung ke air terjun indah Trevi Fountain di Roma, Italia.
5. Agar Tidak Kembali Lagi
Kebalikan dengan poin ke-4, beberapa orang membuang uang (logam) dengan harapan mereka tidak akan kembali ke tempat tersebut. Hal itu biasanya dilakukan oleh pasien rumah sakit yang sudah sembuh dan bisa pulang ke rumah.
Dari beberapa alasan di atas, jauh lebih baik apabila kita tidak memungut uang yang berada di jalan. Selain bukan milik kita, uang tersebut bisa diambil dan digunakan oleh orang-orang yang membutuhkan, seperti pemulung, pengemis, gelandangan, dan mereka yang nasibnya kurang beruntung. [Benhil]