Tulisan ini bukan bermaksud merendahkan Kebanggaan Bangsa Kita yang sedang menjadi tuan rumah pertemuan G20. Tapi untuk melejut agar Indonesia menjadi lebih makmur bagi warga negaranya.
Mungkin ada yang penasaran kenapa Indonesia bisa menjadi anggota G20 padahal banyak warganya yang hidup sangat sederhana. Sedangkan negara makmur seperti Singapura, Brunei, Uni Emirat Arab (UEA), Swedia, dan sebagainya tidak masuk dalam keanggotaan.
Sebelumnya perlu diketahui definisi G20 atau Group of Twenty, yaitu forum kerja sama multilateral terdiri dari negara-negara dengan perekonomian besar di dunia, yakni 19 negara dan Uni Eropa (EU).
Alasan Indonesia masuk ke grup elit itu adalah karena negara kita kuat secara ekonomi, bukan makmur dalam bidang perekonomian.
PDB Indonesia Kuat di Dunia
Perlu diakui, menurut data, PDB (produk domestik bruto) Indonesia termasuk pada daftar 20 negara yang terkuat sejagat.
Lalu, kalau PDB-nya kuat, kenapa rakyatnya banyak yang berpenghasilan kurang layak? Jawabnya sederhana, karena PDB beda dengan PDB perkapita.
PDB merupakan kekuatan ekonomi sebuah negara. sedangkan PDB perkapita merupakan indeks kemakmuran sebuah negara atau pendapatan rata-rata setiap tahun yang diperoleh penduduk suatu negara.
Penjelasan singkatnya seperti di bawah ini:
Terdapat 2 bangsa (X dan Y) dengan kondisi ekonomi sebagai berikut;
1. Bangsa X memiliki populasi 1000 orang, di mana pendapatan 995 penduduknya rata-rata 1 juta setahun, tapi 5 orang sisanya adalah orang kaya dengan pendapatan 1 milyar setahun. Jadi kekuatan ekonomi bangsa itu 5,99 Milyar atau sekitar 6 Milyar per tahun.
2. Bangsa Y memiliki populasi 100 orang yang semua rata rata berpendapatan 10 juta setahun. Jadi kekuatan ekonomi bangsa itu adalah 1 Milyar per tahun.
Pendapatan bangsa X sebesar 6 milyar setahun dan bangsa Y sebesar 1 Milyar setahun itu yang disebut dengan PDB.
Sedangkan menurut PDB PERKAPITA, hanya dibagi pendapatan 6 Milyar penduduk bangsa X yang sejumlah 1000 orang, akan ketemu hasil tiap penduduk memperoleh pendapatan rata-rata 6 juta setiap tahun. Sedangkan bagi bangsa Y, pendapatannya 10 juta setiap tahun.
Penjelasan tersebut menunjukan, meski PDB bangsa Y lebih kecil dari bangsa X, tapi PDB PERKAPITA atau kemakmuran penduduk dari bangsa Y lebih besar dari bangsa X.
- Artikel Menarik: Perkembangan Digital Banking di Indonesia
PDB Perkapita Paling Kecil
Penjelasan tersebut juga memberi jawaban akan pertanyaan kenapa negara-negara makmur, seperti Singapura, Brunei, UEA, Swedia, dan lain-lain tidak masuk dalam daftar G20. Negara-negara tersebut, meski rakyatnya hidup makmur tapi pendapatan negaranya masih di bawah negara kita.
PDB Indonesia telah mencapai US$ 1 Triliun, sedangkan beberapa negara makmur itu masih kisaran US$ 300 Milyar.
Sayangnya, walau ekonomi bangsa sangat kuat tapi PDB perkapita-nya termasuk yang paling rendah di dunia. PDB perkapita Indonesia bersaing dengan India yang populasinya juga besar.
Menurut data, PDB perkapita Indonesia hanya 4.200 Dollar pertahun (Pendapatan rata-rata penduduk Rp 65 juta pertahun atau Rp 5,4 juta perbulan). Sedangkan India lebih parah lagi, pendapatannya hanya 2.200 Dollar (pendapatan rata-rata penduduk Rp 34 juta pertahun atau Rp 2,8 juta perbulan).
Padahal Singapura yang bukan G20 saja pendapatannya 72.000 dollar (pendapatan rata-rata penduduk Rp 1,1 milyar pertahun atau Rp 91 juta perbulan).
Pesan Lee Kwan Yew
Perlu digarisbawahi kalau kekuatan PDB bangsa kita itu berasal dari bahan tambang (mayoritas batubara). Hal itu bisa menjadi permasalahan di kemudian hari.
Mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kwan Yew pernah berpesan, Indonesia ini memang negara kaya, tapi kekayaannya berasal dari sumber daya alam yang akan habis dalam waktu 30 tahun.
Pesan bijak itu mengingatkan bangsa kita untuk mulai mencari sumber ekonomi yang berkelanjutan. [Benhil]