Seorang wanita Sambil membawa senjata api mencoba menerobos Istana Negara melalui pintu masuk Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Tak pelak lagi, kondisi itu menunjukan bahwa negara kita sedang darurat tersesat dogma.
Pada pukul 07.00 WIB, Perempuan yang mengenakan cadar tersebut langsung menodongkan senpi-nya berupa pistol jenis FN ke anggota Paspampers pada Selasa, 25 Oktober 2022. Polisi lalu lintas yang tengah berjaga segera bergerak cepat dengan mengamankan wanita itu.
"Tadi kita kan dari anggota bilang dia bawa senjata todongkan anggota ke Paspampres langsung sama anggota direbut. Sama anggota Lantas," kata Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Latif Usman pada awak media sesaat setelah insiden tersebut.
Latif menerangkan, ketika insiden penodongan itu, anggota Sat Gatur sedang bertugas di sekitar istana presiden. Tiba-tiba muncul seorang wanita berjalan kaki dari arah Harmoni ke Jalan Medan Merdeka Utara atau tepat di pintu masuk Istana. Lalu perempuan berusia kira-kira 25 tahun itu mendekati dan menodongkan senjata api ke anggota Paspampres yang sedang siaga.
"Dengan sigap anggota Sat Gatur, Aiptu Hermawan, Briptu Krismanto, Bripda Yuda mengamankan perempuan tersebut dengan merebut senpi dari tangannya dan mengamankan untuk diserahkan kepada Reserse Jakarta Pusat," ujar Latif
Hingga berita ini ditulis, wanita yang belum diketahui identitasnya itu sedang diperiksa secara intensif oleh pihak kepolisian.
- Baca juga: 4 Alasan Kenapa Dr Tifa Bisa Bebas Bicara
Yang Kedua
Insiden seorang perempuan yang menerobos keamanan negara bukan pertama ini saja. Hal itu pernah terjadi di Markas Besar (Mabes) Polri, Rabu, 31 Maret 2021.
Saat itu, pelaku yang juga berusia 25 tahun dan berinisial ZA nekat menerobos Mabes Polri sambil membawa senpi.
Tentu saja pihak aparat tidak berani mengambil resiko dan langsung menembak pelaku hingga tewas di tempat. ZA ditembak karena menodongkan senpi ke arah petugas jaga di Mabes Polri.
Pelaku ternyata merupakan simpatisan ISIS yang diketahui dari postingan akun Instagram-nya beberapa jam sebelum insiden tersebut. ZA memasang foto bendera ISIS dan menulis narasi jihad ISIS.
Darurat Tersesat Dogma
Dua insiden yang terjadi dalam rentang waktu kurang dari 2 tahun itu sebenarnya menjadi indikasi kuat kalau Indonesia sedang mengalami darurat tersesat dogma.
Tersesat dogma adalah ketika seseorang menyalahartikan suatu ajaran sehingga menjadi bertentangan dengan kepentingan umum dan negara. Hal itu tidak bisa dianggap sepele.
Jika tidak segera mengambil tindakan preventif, ketersesatan dogma tersebut akan semakin berkembang dan meracuni generasi muda.
Ingat, yang bertindak dalam 2 peristiwa penodongan tersebut adalah wanita yang nota bene adalah mahluk lemah yang seringkali bertindak berdasarkan perasaan. Mereka berdua bertindak atas kesadaran dan tanpa imbalan apa pun.
Kesadaran secara sukarela menyerang alat negara adalah hal yang sangat serius. Saat ini mungkin mereka masih bertindak sendiri, namun jika tidak ada tindakan preventif dari para pelindung negara, mereka bisa menjadi berlipat ganda bagai jamur di musim hujan.
Sudah saatnya pelajaran Pancasila dan cinta Tanah Air kembali digaungkan di bangku-bangku sekolah, dari sekolah dasar hingga SMA. Minimal itu bisa menjadi ideologi tandingan untuk mencegah ajaran menyesatkan yang berpotensi mengancam negara.
Jangan pernah menunggu kejadian yang ke-tiga, untuk mulai melakukan perbaikan. [Benhil]